GBI ROCK MAKASSAR

Representative of Christ Kingdom in Makassar

Calling for The Poor September 19, 2008

Pdm. Henry Parera

25 Maret 2007

Sinopsis kitab Lukas:

Pasal 1-4 = masa-masa persiapan,

Pasal 4:18-19 =deklarasi visi (tujuan utama kedatanganNya); bd, Yesaya 61:1-2,

Pasal 5-9= target audience, pengutusan murid

Pasal 10-24 = pengajaran Yesus

Data orang miskin dunia, yaitu:

Ø 1,9 miliar jiwa (didalamnya ada 230 juta jiwa yang beragama Kristen).

Ø Sekitar 3 milyar orang yang tidak memiliki sanitasi sederhana,

Data orang miskin Indonesia per Maret 2006 berdasar data World Bank. yaitu: 109 juta jiwa. Untuk Makassar, ada 70.160 keluarga yang masuk dalam kategori miskin (data sumber: BPS).

Dihadapan kita ada Lazarus-lazarus yang Tuhan tempatkan di kota dan bangsa ini secara khusus. Apakah secara kebetulan hal ini? Apakah juga secara kebetulan kita ada, dimana hidup dan berdiam, di bangsa ini?

Yesaya 60:2. Semua guncangan di alam jasmani paralel dengan yang terjadi di alam roh, dan semua yang terjadi atas bangsa kita ini akhir-akhir ini sebenarnya merupakan sebuah tanda (baca: pra-syarat) untuk terjadinya “tsunami” rohani (revival).

Amsal 31:8,9 Bukalah mulutmu untuk orang yang bisu, untuk hak semua orang yang merana. Bukalah mulutmu, ambillah keputusan secara adil dan berikanlah kepada yang tertindas dan yang miskin hak mereka.”

Yesaya 1:17, belajarlah berbuat baik; usahakanlah keadilan, kendalikanlah orang kejam; belalah hak anak-anak yatim, perjuangkanlah perkara janda-janda!

Orang miskin tidak bisa berbicara, tapi kita yang telah mengerti akan kebenaran, kitalah yang berbicara atas nama mereka. Sebab di hati orang miskin terletak kekayaan Allah.

Alkitab mengatakan, Ada yang menyebar harta, tetapi bertambah kaya, ada yang menghemat secara luar biasa, namun selalu berkekurangan,” (Ams. 11:24).

Tuhan datang untuk membebaskan yang tertawan, dan sebagai Representative of Christ’ Kingdom, kita dipanggil untuk memberikan pembebasan kepada orang-orang tertawan itu.

Roh Tuhan ada pada-Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku,
untuk menyampaikan kabar baik kepada orang-orang miskin;
dan Ia telah mengutus Aku
untuk memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan bagi orang-orang buta,
untuk membebaskan orang-orang yang tertindas,
untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang

(Lukas 4:18-19)

 

CINTA MEMATAHKAN KUK June 4, 2008

Pdm. Jarot Wijanarko
12 Nopember 2006

“CINTA MEMATAHKAN KUK”

Bacaan Firman Tuhan: Ibrani 12:16-17

Dari bacaan di atas, kita mendapati dua nasehat didalamnya, yaitu: jangan cabul dan jangan memiliki nafsu rendah! Kita tidak membahas perbuatan cabul, sebab sebagai anak-anak Tuhan kita seharusnya sudah tidak melakukannya. Yang akan kita bahas adalah nafsu rendah.

Apa itu nafsu rendah? Nafsu rendah adalah menukar hal yang rohani dengan yang tidak rohani. Contoh: Esau yang memandang rendah hak kesulungannya dan menjualnya hanya untuk sepiring kacang merah. Atau, pada hari Minggu (atau waktu-waktu pertemuan ibadah lainnya) tidak beribadah karena ada urusan keluarga; bukannya urusan keluarga tidak penting tapi waktu itu telah dipersiapkan untuk ke gereja.

Berbicara tentang nafsu rendah, semua kita terlibat, baik itu jemaat maupun para hamba Tuhan. Alkitab memberikan contoh yang jelas. Musa diganti Yosua, Elia diganti Elisa, setelah itu seharusnya Gehazi menggantikan Elisa, tapi karena nafsu rendah Gehazi maka ia kena kusta (II Raja-raja 5:19b-27). Jika peristiwa ini dikorelasikan ke jaman sekarang ini, maka Gehazi (hamba Tuhan) meminta sumbangan (ke Naaman, yang baru saja dipulihkan Tuhan) dengan alasan untuk hamba Tuhan desa. Padahal semuanya itu untuk dirinya sendiri, dikuasai nafsu rendah (II Raja-raja 5:24). Gereja pun dapat terjerat nafsu rendah, misalnya membeli alat-alat sound system dari persembahan diakonia.

Contoh lainnya, imam Eli. Tuhan menegur imam Eli karena ia lebih menghormati anak-anaknya daripada Tuhan dan memandang loba persembahan bangsa Israel (I Samuel 2:29). Ini berarti melayani untuk mencari untung, sehingga lebih memilih tempat pelayanan yang dapat memberi persembahan kasihnya paling besar (prinsip untung-rugi).

Nafsu rendah dapat “menyerang” siapa saja, kapan saja. Para mahasiswa yang berteman dekat atau teman sekost yang diminta tolong mengabsenkan temannya. Orang tidak masuk diisikan daftar hadirnya, itu menipu! Sepertinya menolong orang, tapi itu nafsu rendah.

Apa akibat melakukan nafsu rendah ini?

Nafsu rendah bukan soal sorga atau neraka Alkitab menulis, “Saatnya (akan) mendapat berkat, ia ditolak!” Artinya, dapat berkat tapi tidak jadi. Contoh: sudah menang tender tapi proyek itu dibatalkan; sudah hamil tapi mengalami keguguran; sudah melahirkan tapi meninggal; sudah makan enak, pas dimakan keselek. Dapat berkat tapi tidak jadi.

Kejadian 27:34-40.

Kisah ini menceritakan tentang Ishak yang meminta Esau pergi berburu dan menghidangkan hasil buruannya seperti kegemarannya, setelah itu ia akan memberkati Esau. Tetapi Ribkah mendengar dan menyuruh Yakub, adik Esau mengambil berkat untuk kakaknya tersebut. Dengan berpura-pura sebagai Esau, setelah menyamarkan kulitnya dan mengenakan pakaian Esau – masuklah Yakub mendapati Ishak, ayah mereka, menipu ayahnya dan mencuri berkat yang disediakan untuk kakaknya tersebut. Tidak lama setelah itu, masuk jugalah Esau dengan membawa hidangan dari hasil buruannya, tapi berkat itu telah diberikan kepada adiknya, akibat tipu daya.

Yang kita pelajari di sini. Esau tidak membunuh, mencuri, merampok, atau berzinah; ia hanya memandang rendah hak kesulungannya. Banyak kita – saat sekarang ini – yang juga memandang rendah pelayanan. Sebuah dosa yang semua orang juga pernah melakukannya, bukan? Siapa di antara kita, semenjak lahir barunya ia tidak pernah merasa jengkel, kecewa, tidak berpikiran kotor, iri hati, curiga, hatinya lurus, penuh pengampunan dan sabar?

Kejadian 27:41

Berkat yang untuk Esau, dicuri adiknya. Ishak mengatakan bahwa ia akan menjadi budak dan mengalami hidup susah. Hal yang mengakibatkan Esau menaruh dendam dan berikhtiar untuk membunuh adiknya tersebut. Hal terakhir inilah yang membuat Yakub lari menuju Mesopotamia.

Setelah 20 tahun berlalu. Kembalilah Yakub dengan membawa keluarganya beserta seluruh kekayaannya yang didapati selama 20 tahun itu. (Pada Kejadian 30:25-43, dituliskan bagaimana Allah memberkati Yakub dengan luar biasa.)

Kejadian 33:1-8

Di tengah perjalanan pulangnya itu Yakub teringat akan ikhtiar Esau, kakaknya, dan ketakutanlah ia (Kej. 32:7). Jadi mulailah Yakub mengatur barisannya dengan maksud mendapat kasih (pengampunan) dari Esau, yang datang dengan diiringi empat ratus orang. 20 tahun yang lalu, Esau – akibat nafsu rendahnya – menerima kuk perhambaan dan mengalami hidup susah. Namun, karena ia berusaha dengan bersungguh hati, ia dapat melepaskan kuk itu darinya (bd. Kej. 27:40b dgn Kej. 33).

Buktinya bahwa Esau telah lepas dari kuk itu, ialah:

  1. lepas dari kuk perbudakan;

Esau diiringi 400 orang (Kej. 33:1), berarti ia menjadi peimipin,

Yakub sampai 7 (tujuh) kali sujud kepadanya, tidak hanya itu Yakub menyebut Esau dengan panggilan “tuanku” (ayat 8).

  1. lepas dari kuk ekonomi;

Yakub memang diberkati Allah luar biasa (Kej. 30:25-43),, tapi apa yang dimiliki Esau jauh lebih banyak (ay. 9).

Berkat Esau lebih banyak dari yang dimiliki Yakub!

  1. lepas dari kuk soal keluarga;

– (dalam Kejadian 36, Alkitab menulis satu pasal khusus tentang daftar keturunan Esau, yang sekali lagi, daftar keturunan Esau jauh lebih banyak dari keturunan Yakub).

Yang kita pelajari hari ini dari Kejadian 27:40 dan Ibrani 12:16-17, dapat disarikan sebagai berikut:

– Jika kita telah terlanjur melakukan nafsu rendah, yang mengakibatkan kita berdosa dan tidak kudus/tidak tahir, sehingga membuat kita tidak diberkati, kita masih dapat mengambil berkat itu kembali, bukan dengan mencucurkan air mata, melainkan dengan kesungguhan hati.

Esau menangis minta berkat dari Ishak tapi tidak mendapatkan, tapi dia telah berusaha dengan bersungguh hati dan ia dapat mengambil kembali berkat itu. Jadi, apa sebenarnya “berusaha dengan bersungguh hati” itu? Dalam Kejadian 33:4; ini tidak lain, yaitu MENGAMPUNI! Esaulah yang berlari mendapatkan Yakub, lalu mendapatkan Yakub, didekapnya dia, dipeluk lehernya dan diciumnya dia, lalu bertangis-tangisanlah mereka.

Bukti Esau lepas dari kuk perbudakan (balas dendamnya).

Begitu juga dengan kita, bukti kesungguhan hati kita dengan Tuhan hendaknya ada dampaknya (meluap keluar) dengan sesama.

Untuk MINTA AMPUN dibutuhkan KERENDAHAN HATI,

tetapi untuk MENGAMPUNI dibutuhkan KEBESARAN HATI.

 

Anugerah June 1, 2008

Pdm. Daniel Januar, MA
10 September 2006

“ANUGERAH”

Bacaan Firman Tuhan: Yohanes 1:16,17

Kerajaan Allah disebut the up side down Kingdom atau kerajaan sangat berkebalikan dengan kerajaan dunia. Ketika kita memaksakan cara/kehendak kita (dunia), kita tidak akan pernah bisa on-line dengan Kerajaan Allah. Ketika sudut pandang/pola pikir kita adalah pola pikir dunia ini, kita tidak akan bisa paralel dengan Kerajaan Allah. Sebab yang Yesus mau cara/pola pikir adalah yang sama dengan pola pikir KerajaanNya.

Dalam Yohanes 1:16-17 di atas, kita melihat bahwa Yesus datang bukan membawa hukum, tapi kasih karunia. Tujuan Yesus datang untuk yang membawa sesuatu yang baru, yang sebelumnya mereka tidak pernah memikirkan, melihatnya dan mengalaminya. Tapi, gaya hidup yang seperti inilah yang Tuhan Yesus mau itu terjadi dalam setiap kehidupan kita.

Yesus datang membawa KASIH KARUNIA (ANUGERAH).

Dengan kita menerima Dia sebagai Juruselamat, sebenarnya kasih karunia itu telah ada dalam kita. Jadi, mari kita ubah paradigma kita kita (Metanoia : pembaharuan pikiran/perspektif).

Yohanes memulai pelayanannya dengan mengatakan, “Yesus datang membawa kasih karunia, Musa datang membawa hukum” Jadi, apakah kita tidak memerlukan hukum? Tidak. Kita memerlukan hukum, tapi hukum adalah hukum (low is low). Hukum tidak bisa mengubah apapun/siapapun, sebaliknya hukum lebih banyak gagal daripada merubah. Contoh : hukum selalu berkata, “Jangan!” Kecenderungan manusia semakin dilarang, bukankah manusia itu cenderung semakin melanggarnya.

Pola kerajaan Allah begitu berbeda dengan dunia ini. Dunia memandang sistem fairness, justice, dan righteousness (pola keadilan); tapi pola Kerajaan itu adalah grace, mercy dan love. Apa kewajiban Tuhan sehingga Dia harus datang ke dalam dunia dan mati buat manusia (kita)? Jawabannya : TIDAK ADA! Saat Adam dan Hawa (manusia) mengambil keputusannya sendiri untuk tidak mentaati/melanggar Firman Allah, tidak ada intervensi Allah disitu.

Problem manusia itu hanya satu, yaitu “dosa”. Pertanyaannya adaah mengapa Allah mengijinkan manusia (Adam dan Hawa) itu jatuh dalam dosa, yang mengakibatkan seluruh keturunannya dilahirkan dengan sifat dosa (sin nature), bukankah Allah Maha Tahu? Sifat itu tidak bisa diubah, sifat itu menetap. Dosa ada dalam DNA kita. Misalnya, anak balita, tanpa pernah kita kita ajari untuk berbohong, anak itu bisa saja berbohong. Jawabannya, adalah Tuhan mengijinkan itu terjadi karena Tuhan begitu menghargai ciptaanNya. Manusia diciptakan bukan untuk menjadi robot, tapi dengan kehendak bebas. Maksudnya adalah bahwa Adam dan Hawa bisa mengambil pilihan sesuai dengan keinginan mereka sendiri, tanpa intervensi Tuhan.

Kalau di taman Eden, Allah tidak memberikan pilihan, apa artinya kehendak bebas. Allah menghargai pilihan manusia dan memberitahu konsekuensi pilihan mereka tersebut. Dan mereka jatuh!

Tapi oleh anugerahNya, kita diselamatkan! Anugerah itu pemberian (gift)!

Hukum hanya untuk anak kecil (sebab hukum itu hanya 2 hal, yaitu ”boleh/ya” dan ”jangan/tidak”). Hukum itu menuntut; anugerah itu memberi. Semakin kita ”bercermin” padanya, semakin kita menyadari kesalahan/kegagalan yang berulang kali kita lakukan. Tidak ada satu manusia pun yang layak masuk ke hadiratNya, tapi hanya anugerahNya, kita dilayakkan menghampiri tahtaNya yang kudus, berjumpa dengan Raja diatas segala Raja dan Tuhan diatas segala Tuhan.

(Tahukah Saudara : Standar Alkitab adalah standar di atas rata-rata? Kita berzinah, bukah saja ketika kita melakukan itu, tapi ketika kita memandang lawan jenis dan timbul berahi dalam hati kita. Kita dikatakan berzinah. Atau, kita tidak perlu membunuh, ketika kita membenci saudara-saudari kita. Kita sama dengan membunuh mereka. Dan berapa banyak kali kita melakukannya?)

Dalam kehidupan kekristenan, hal yang tidak mudah ditaklukkan adalah ”pengampunan.” Tidak gampang untuk mengampuni. Kita sering berdoa doa Bapa Kami, ”dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga mengampuni orang yang bersalah kepada kami,” (Mat.6:12). Kita berdoa minta dosa kita diampuni, tapi kita tidak mengampuni orang lain. Kenapa? Karena kita hidup dengan pola pikir hukum. Hukum menuntut keadilan. Tapi kalau kita mengerti anugerah, kita akan mudah untuk mengampuni. Kasih karunia bekerja lebih dasyat dari hukum. Dunia ini diselamatkan bukan oleh hukum tapi oleh anugerahNya.

Hukum hanya untuk anak-anak, tapi kasih karunia untuk orang dewasa. Sebab, anugerah menunjukkan kedewasaan.

Yesus adalah cerminan dari kasih karunia. Kita dipilih dan diselamatkan itu semata hanya oleh anugerah. Waktu Yesus di kayu salib dia mengatakan, ”Sudah selesai!” Artinya, tidak ada lagi yang bisa kita kerjakan/perbuat. Semuanya telah diselesaikan di kayu salib. Tidak ada sedikit pun usaha/andil kita (Efesus 2:8-9).

Kita memerlukan mukjizat. Mukjizat adalah sesuatu yang tidak bisa/dapat lakukan. Apa pun yang kita lakukan dan dengan cara apa pun itu, kita tidak bisa melakukannya sendiri. Kita perlu mukjizatNya. Hari ini, masalahmu, persoalanmu, dan pergumulan rumah tanggamu, Yesus bilang, ”Sudah selesai!”

Bahkan semua yang kita dapat kerjakan, itu karena kasih karunia yang dianugerahkan pada kita, ada kemampuan Tuhan dalam kita (I Korintus 15:9,10). Jadi, tidak ada alasan untuk kita memegahkan diri. Nilai dari ROCK adalah kerendahan hati (humility). Milikilah kerendahan hati, bukannya rendah diri. Kerendahan hati baru dapat terjadi kalau ada kasih karunia. Karena pada dasarnya manusia itu sombong. Saat kita merasa diri kita adalah orang yang rendah hati, sebenarnya kita sedang menjadi orang yang sombong.

Belajarlah hidup dalam anugerah atau kasih karuniaNya! Anugerah itu kuasa untuk menang atas semua kelemahan dalam diri kita akibat dosa. Anugerah itu memampukan kita untuk melakukan apa yang tidak dapat kita lakukan. Anugerah menciptakan rasa aman dalam diri kita.

GOD GIVE GRACE TO THE HUMBLE!

 

Giving mentality

Pdt. Cornelius Wing
27 Agustus 2006

“GIVING MENTALITY”

Bacaan Firman Tuhan: Kisah 2:41-47

Christianity is a life style!

Yesus, Tuhan, datang bukan untuk membawa agama Kristen tapi Dia membawa Kerajaan. Artinya, adalah Yesus datang membawa sebuah gaya hidup yang bertentangan dengan gaya hidup dunia. Tidaklah mungkin untuk menaklukkan kota ini (memenangkan jiwa bagi Kristus), jika gaya hidup kita tidaklah sangat berbeda dengan gaya hidup dunia ini. Kekristenan adalah sebuah gaya hidup, bukan seperangkat peraturan agama atau ritual, setiap hari minggunya. Itu GAYA HIDUP!

Kisah 2:41 à Cara Hidup Jemaat Mula-mula.

Gaya hidup jemaat yang pertama mencengangkan dunia. Misalnya: tahukah Anda bahwa orang Yahudi itu pelit? Tapi yang luar biasa terjadi atas jemaat ini. Dimana saat Roh Tuhan turun atas mereka dan melingkupi mereka, ini yang terjadi : tiba-tiba di Yerusalem muncul sekelompok “orang aneh” yang juga Yahudi, yang mengalami lawatan Tuhan dan berubah gaya hidupnya. Dimana kelompok “orang-orang aneh” ini menjadi baik dan membagi-bagi harta miliknya (tidak pelit lagi).

Ayat 44-45, “Dan semua orang yang telah menjadi percaya tetap bersatu, dan segala kepunyaan mereka adalah kepunyaan bersama, dan selalu ada dari mereka yang menjual harta miliknya, lalu membagi-bagikannya kepada semua orang sesuai dengan keperluan masing-masing.” Ini bukan program, tapi gaya hidup!

Dalam Kisah 4:32, kekuatan jemaat ini tidak lain adalah gaya hidup!

Yang membuat jemaat ini dapat mengubah kota, yaitu :

  1. ada roh Yesus Kristus (diantara mereka), dan
  2. punya cara hidup yang berkuasa.

Yohanes 2:14-17

Terjadi sebuah kejadian yang belum pernah terjadi disepanjang kitab Injil, dimana Yesus menjadi semarah ini. Timbul pertanyaan dalam benak kita, alasan apa yang membuat Yesus semarah ini. Alasannya adalah Yesus mendapati bait Allah digunakan sebagai tempat berdagang. (Perlu kita ketahui, bahwa halaman bait Allah di Israel disebut “Korg of the gentile” atau halaman untuk bangsa-bangsa lain). Halaman bait Allah, yang diperuntukkan bagi bangsa-bangsa lain itu, dimana seharusnya dipergunakan untuk misi dan memenangkan bangsa-bangsa lain, malah dipergunakan bangsa sendiei (bangsa Israel sendiri), untuk mencari untung.

Kita lihat sekarang ini, banyak orang hidup bersekutu dalam suasana bait Allah, misalnya : setiap hari Minggu kita datang bersekutu; tapi dibalik semuanya itu, dalam benak kita, ada motivasi lain, kita datang hanya untuk sekedar mencari untung. Contoh : kita datang bergereja, dengan maksud toko (tempat usaha kita) menjadi laris; atau untuk secepatnya menemukan jodoh semata. Atau bahkan alasan utama kita datang ke gereja, agar kita diberkati! Tidak ada bedanya gereja dengan gunung Kawi, bukan? Tapi kita menjadikannya seperti itu!

Yesus menjadi marah? Mengapa? Sedangkan Dia mengajar, jika ditampar pipi kiri, beri juga pipi kanan; dan mengampuni musuh kita serta berdoa untuknya. Apa yang membuat Yesus marah? Tidak lain, adalah kita datang padaNya dengan maksud mencari keuntungan semata. Cek motivasi kita. Apakah kita datang untuk give my best atau tidak?

Yesus tidak marah saat diriNya difitnah, dianiaya dan disiksa; justru untuk itulah Dia lahir (Chris Manusama, 20 Agustus ‘06), tapi Dia marah dikala dijumpai kita datang padaNya dengan maksud memuaskan keinginan kita yaitu mencari untung (mementingkan diri sendiri). Kita cenderung untuk mencari untung daripada KerajaanNya, tapi Alkitab mengajarkan bahwa carilah KerajaanNya terlebih dahulu, maka tambahan itu akan mengikuti (Mat. 6:33). Inilah waktunya, dimana gereja tidak hanya memandang “tanganNya” tapi pandang wajahNya.

Gereja mula-mula telah tahu hal ini, dimana mereka telah mengalahkan roh materialistis sejak awal. Kita lihat pada jaman Kisah Para Rasul awal, mereka sudah buktikan dengan memberi secara habis-habisan (ini sebuah gaya hidup). Makanya materialisme tidak …. kehidupan gereja mula-mula. Selain kasus Ananias dan Safira (Kisah 5), tidak terjadi kasus yang besar. Hanya karena menyembunyikan sebagian hasil penjualan tanah itu, suami-isteri ini meninggal. Wow!

Tiga nilai/prinsip/paradigma yang menjadi motifasi terkuat dalam gaya hidup memberi, yaitu :

  1. Memberi adalah tanda utama mengasihi (Yohanes 3:16).

Tanda orang mengasihi adalah memberi, sebab tidak mungkin kita mengasihi tanpa memberi. Kita dapat memberi tanpa ada rasa mengasihi, tapi tidak mungkin kita mengasihi tanpa memberi (atau juga pengorbanan).

Paul J. Karam, seorang pengajar Kekristenan Sejati, mendefinisikan Kasih adalah: tidak mementingkan diri sendiri. Alkitab menulis, Kasih itu sabar, murah hati, lembut; seperti tertulis dalam I Kor. 13:4-7. jadi, Kasih itu tidak mementingkan diri sendiri. Mother Theresa, mengatakan, “Kasihlah yang menjadi alasan saya berada disini, yang membuat saya tidak memiliki lagi apa yang harus saya berikan!” Mother Theresa memberikan segalanya sampai tidak ada lagi yang bisa diberikannya. Alasannya hanya satu : kasih.

Dalam I Kor. 13:3, bukti memberi tanpa kasih, Alkitab mengatakan tidak ada faedahnya! Karena memberi tanpa ada faktor kasih didalamnya, itu tidak lain dari sekedar aktifitas sosial belaka. Intinya, cara Allah memenangkan dunia yaitu dengan kasihNya (memberi). Jadi, jika kita ingin memenangkan kota ini, mulailah dengan gaya hidup memberi (tunjukkan Kasih itu). Manifestasinya adalah memberi.

  1. Memberi adalah rahasia bahagia Makarios.

Makarios adalah bahagia yang dari dalam dan tidak tergantung faktor luar apapun. Banyak orang Kristen berpikir (paradigma), bahagia adalah makin banyak harta makin bahagia. Tapi, Alkitab punya ukuran bahagia, seperti yang tertulis dalam Kisah 20:35,” Dalam segala sesuatu telah kuberikan contoh kepada kamu, bahwa dengan bekerja demikian kita harus membantu orang-orang yang lemah dan harus mengingat perkataan Tuhan Yesus, sebab Ia sendiri telah mengatakan: Adalah lebih berbahagia memberi dari pada menerima.” Jadi, kunci/ukuran bahagia yang dimaksudkan adalah : bukan menerima lebih banyak lagi tapi melepaskan lebih banyak lagi! Kalau kita mengerti akan hal ini, kita tidka lagi bertanya, “Apa lagi Tuhan?”, tapi “Mengapa? Mengapa saya memiliki semuanya ini? Mengapa saya mempunyai uang, rumah yang besar dan lainnya? Mengapa?

Saat kita sangat kaya tapi sangat pelit, sebenarnya kita belum menjadi sangat kaya! Itu bukan gaya hidup Kerajaan.

Paradigma yang benar akan membawa perilaku yang benar. Semua orang yang berperilaku salah, karena paradigmanya salah. Orang menjadi pelit, juga karena paradigmanya salah tentang gaya hidup Kerajaan (memberi). Jadi, bahagia kita itu karena memberi ataukah menerima?

  1. Memberi adalah pintu gerbang kepada pewahyuan Jehovah Jireh.

Jehovah Jireh artinya : Tuhan mensuplai kebutuhan, Tuhan menyediakan semuanya. Kapan untuk pertama kalinya, nama Jehovah Jireh ada? Nama ini muncul setelah ada tindakan memberi yang radikal dari Abraham. Pertanyaannya apa yang Abraham berikan? Ishak, anaknya (Kej. 22). Lalu Tuhan menyediakan gantinya seekor domba jantan.

Hari ini, banyak kita hanya mengejar penyediaan Tuhan atau nama Jehovah Jireh tanpa memasuki gaya hidup pengorbanan (memberi). Tidak ada pewahyuan dan pengalaman Jehovah Jireh yang sejati dalam hidup kita, tanpa hati memberi yang radikal. Pastikan dirupiah paling kecilmu, engkau punya sasaran cinta dan pemberian.

GIVE YOUR BEST FOR GOD!

 

PENEROBOS May 31, 2008

Pdt. Daniel Pingardy
22 Juli 2006

“PENEROBOS”

Bacaan : 2 Timotius 3:1

Apa yang harus kita kerjakan – sebagai gereja – pada hari-hari terakhir?

Menilik berbagai hal yang terjadi silih berganti (tidak kunjung selesai) atas bangsa kita ini, hal ini apakah merupakan bagian dari kutuk; salah satunya dengan mengutuki Israel. Atau bahkan ini penghukuman Tuhan? Melihat dari sisi Alkitab, ini harus dicermati sebagai saat penggenapan Firman Tuhan yang sedang terjadi. Allah sedang melakukan penggenapan demi penggenapan.

Ayat 1, ”Ketahuilah bahwa pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar.” Masa sukar mengandung arti :

  1. Jaman berbahaya; dimana dosa tidak jauh dari ujung jari,
  2. Jaman kekerasan; dimana hampir seluruh stasiun televisi tidak ada yang tidak menayangkan siaran dengan kekerasan,
  3. Jaman yang menyedihkan; dimana-mana orang menjadi ketakutan dengan alam sekitarnya. Contoh : Orang Indonesia takut dengan tsunami, gunung meletus dan tanah longsor. Di Amerika, takut dengan badai (seperti badai Cathrina dan yang terakhir, Wilma). Di Taiwan, orang takut dengan badai Liong Kwan.
  4. Jaman sulit; dimana terjadi pergeseran dari zaman manual menjadi digital. Semakin menciutkan tenaga kerja manusia di dalamnya.

Di dunia ini tidak ada tempat yang aman! Tempat yang aman hanya ada dimana Yesus juga berada di sana. Dimana kita berada, di situ juga ada Yesus.

Hakim-hakim 7:1-6; Mikha 2:13.

Mengapa kita membutuhkan Tuhan yang namaNya ”Penerobos.” Ada hal-hal dalam kehidupan kita yang dapat kita kerjakan dengan akal-pikiran kita, tapi juga ada hal-hal dalam kehidupan kita yang tidak dapat kita kerjakan dengan akal-pikiran kita. Oleh karenanya, kita membutuhkan Tuhan.

Kita membutuhkan Tuhan dalam menerobos masa sukar (tekanan-tekanan hidup) yang terjadi di depan kita. Sebagai orang percaya, hari ini, Allah penerobos yang namanya ”Paras” mengajak setiap kita untuk keluar menghadapi segala yang terjadi. Jangan lari dari masalah. Jangan menghindar sebab lewat masalah – ketika kita berani menghadapinya – ada peningkatan dalam hidup iman kita. Itu yang mengakibatkan ada kualitas. Gereja dituntut kualitas, bukan hanya pada kuantitas saja.

Dalam segala aspek, kita harus mengalami terobosan! Begitu juga dengan Gereja Tuhan, Kita (baca : Gereja) harus mengalami terobosan, jika tidak, akan timbul roh agamawi. Arti Penerobos itu adalah : keluar, bertumbuh, bertambah, terbuka. Jadi, orang yang mengalami terobosan itu harus keluar, hidupnya bertumbuh dan bertambah serta ada keterbukaan! Bukan lagi menjadi orang yang kalah dengan masalah, tapi justru kita yang harus mengalahkan masalah.

Alasan-alasan orang yang tidak mengalami terobosan, yaitu antara lain :

  1. Kita tidak akan mengalami terobosan kalau kita takut dan gentar (ayat 3).

Ada banyak arti kata ”takut” tapi ada 3 macam ketakutan (menurut bahasa aslinya), yaitu:

delio à ketakutan usia anak-anak, mis = anak-anak takut ketika disuruh tampil di depan mimbar/pentas.

phobia à ketakutan yang sesaat; mis : takut dengan ketinggian.

prubos à ketakutan yang menguasai seseorang secara terus-menerus; mis : takut akan masa depan, takut akan gelap.

Dari ayat ini terlihat jelas, bahwa ketakutan yang dimaksudkan adalah ketakutan tingkat prubos. Prubos inilah yang membuat mundurnya (pulang) dua puluh dua ribu orang dari rakyat itu dan tinggallah sepuluh ribu orang. Iman tidak bisa bekerja sama dengan prubos! Prubos ini yang harus dihalau.

Mantan presiden AS, Franklyn Rossevelt, berkata, ”Ketika menghadapi masa-masa yang sukar hal-hal yang perlu kita takuti, yaitu ketakutan itu sendiri!” Masa sukar boleh saja terjadi, tapi kita tidak boleh takut. Jangan hidup dalam ketakutan!

  1. Tidak siap berperang (ayat 5-6).

Jumlah sepuluh ribu ternyata masih terlalu banyak, menurut Tuhan (ayat 4). Jadi, ada seleksi tahap kedua. Gideon lalau menyuruh rakyat itu untuk turun minum. Atas perintah Tuhan, dibagilah rakyat itu menjadi 2 kelompok berdasarkan cara mereka minum. Kelompok yang minum dengan cara menghirup dengan membawa tangannya ke mulutnya, ada tiga ratus orang, tetapi yang lain dari rakyat itu semuanya berlutut minum air. Yang mimum dengan berlutut itu berarti mereka menanggalkan peralatan perangnya. Berarti mereka ini tidak siap untuk berperang (tidak waspada). Fokusnya teralihkan.

Hidup keKristenan penuh dengan peperangan. Hari-hari ini, roh agamawi sedang tumbuh dimana-mana. Oleh karenanya, kita ada peperangan rohani. Yang harus kita perangi adalah :

  • Diri kita sendiri. Seperti perang terhadap kemalasan musuh terbesar kita adalah diri kita sendiri.
  • Lingkungan (sekeliling) kita. Mis. = lewat televisi, hobby.
  • Iblis.

Untuk menang atas semuanya itu, mari hari ini, pastikan kita bersama dengan Yesus.

Tiga alasan supaya kita mengalami terobosan, yaitu :

Ø Percaya dan pegang apa yang Tuhan katakan (Hakim-hakim 6:16). Gideon pegang apa yang Tuhan katakan (dia percaya). Walau yang bersama dengan dia ciut dari 32.000 orang menjadi 300 orang saja, dimana musuhnya malah tidak berkurang jumlahnya. Gideon percaya (pegang) apa yang Tuhan katakan. Setiap yang dijanjikan Tuhan, pasti akan digenapi.

Ø Hidupnya dtpenuhi kuasa Roh Tuhan (Hakim-hakim 6:34). Dengan adanya Roh Kudus tinggal dan berdiam dalam kita, seharusnya Itu dapat mengubah kita. Dari perasaan takut menjadi berani. Seperti : Saulus yang diubah menjadi Paulus.

Ø Setia (ayat 5-6). “Barangsiapa yang menghirup air dengan lidahnya seperti anjing menjilat…” Mengapa Tuhan memilih memakai anjing sebagai perbandingannya. Salah satu sifat anjing adalah setia. Pertanyaannya? Apakah kita, manusia, setia? Ayo, kita belajar dan milikilah sifat setia ini. Orang yang mengalami terobosan adalah orang yang setia dengan Tuhan.

Gideon dengan 300 orang mengalami terobosan dalam perkara yang luar biasa. Itu juga dapat terjadi dalam hidup kita. Mari nikmati kuasa terobosan Tuhan dalam perkara yang luar biasa, dalam hidup kita!

 

Menang Atas Dosa

Pdt. Heryanto Saudi M.Div
28 Mei 2006

”Menang Atas Dosa”

Bacaan Firman Tuhan: Yohanes 20:19-23

Tahukah kita, masalah terberat dalam hidup kita itu apa sebenarnya? Masalah terberat bukanlah sakit penyakit, sebab kita tidak akan masuk neraka karena penyakit. Masalah terberat bukanlah kebangkrutan dalam usaha, sebab kita pun tidak akan masuk neraka karena bangkrut. Tapi masalah terberat dalam hidup adalah ”Dosa”. Dosalah yang menyebabkan hubungan manusia dengan Allah, terputus! Dan upah dosa ialah maut (Roma 6:23a). Namun, Allah telah memberikan otoritas kepada orang percaya untuk menyelesaikan masalah dosa tersebut. Dalam ayat 23,”Jikalau kamu mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, dan jikalau kamu menyatakan dosa orang tetap ada, dosanya tetap ada.” Kita yang adalah manusia biasa oleh Allah diberikan otoritas / kemampuan / kuasa hal ini.

Suatu waktu dalam pelayanan Yesus, ada seorang wanita yang membawa sebuah buli-buli berisi minyak narwastu yang mahal harganya; datang dan mengurapi Yesus. Lalu Yesus berkata, ”Dosamu sudah diampuni.” Atau juga pada kasus ketika Tuhan Yesus menyembuhkan seorang yang lumpuh, Tuhan pun berkata akan hal yang sama, ”Dosamu sudah diampuni.” Kedua hal ini membuat orang-orang protes. Baik dari abad pertama dan abad-abad selanjutnya, dosa tetap merupakan hak mutlak / otoritas penuh Allah. Sebab hanya Allahlah yang berhak / berotoritas melakukan sesuatu atas dosa itu.

Tetapi ayat ini menyatakan bahwa jika kita (orang percaya) mengampuni dosa orang, dosanya diampuni, sebaliknya jika menyatakan dosa orang tetap ada, maka dosanya tetap ada. Artinya, orang percaya itu punya kekuatan/kuasa/ berkata tidak untuk dosa, menghindar dan menolak dosa, untuk menjauhi dosa dan meninggalkan dosa itu.

Jadi, jikalau ada orang yang mengaku orang percaya pada Yesus, tapi tidak bisa berkata tidak pada dosa (meninggalkan dosa), hal ini tentu merupakan hal yang “aneh” bukan? Tapi bukankah kalau kita cermati, memang ada orang yang sudah Kristen berpuluh-puluh tahun tapi masih jatuh, jatuh dan jatuh lagi dalam dosa. Ternyata ini bukan semudah membalikkan telapak tangan. Lantas siapa yang salah kalau begitu? Apakah Tuhan yang salah? Tentu tidak!

Hari ini, kita akan belajar bebrapa hal penting untuk kita (orang percaya) punya otoritas atas dosa, yaitu :

  1. (Ayat 19). Ketakutan selalu membuat pintu kehidupan menjadi terkunci. Hubungan kita dengan dunia luar (interaksi, relasi) akan tertutup. Apapun itu akan membuat kita menjadi takut, seperti takut akan masa depan, keamanan, jodoh, tidak dapat pekerjaan dan lain sebagainya.

Tetapi ketahuilah, ketakutan bukanlah datangnya atau anugerah dari Tuhan. Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan. Ketakutan akan selalu menghambat aktivitas kita. Ketakutan akan selalu membatasi ruang gerak/pelayanan kita. Ketakutan tidak pernah membawa kita pada kemenangan. Bukankah Alkitab menulis Allah di pihak kita dan jika Allah di pihak kita siapakah lawan kita? (Roma 8:31).

Dalam hidup ini banyak hal yang dapat membuat kita ”takut’. Ketakutan semacam ini hanya akan mengurung kita dalam suatu ruangan yang sempit dan membuat kita tidak bisa mengembangkan potensi yang sudah Tuhan taruh dalam setiap kita, manusia.

  1. (Ayat 19b-20). Ketika Tuhan Yesus masuk dan memperlihatkan bekas luka di tubuhNya, murid-muridNya bersukacita. Maksudnya adalah Yesus mau setiap kita melihat penderitaan karena salib itu bukan merupakan hal yang membawa ketakutan tapi sukacita. Berapa banyak kita tidak mengalami berkat Tuhan, ketika Tuhan membawa kita ke dalam dimensi yang lebih tinggi lagi dari rencana Allah, mereka ini menjadi takut. Sebab untuk dapat masuk ke dalam dimensi yang spektakuler dari penyataan Allah, diperlukan adanya harga yang mahal (harga salib). Dalam pengiringan akan Tuhan (termasuk dalam pelayanan kita) ketika menghadapi ujian / masalah, apa yang kita lihat? Apakah yang kita lihat (fokus kita) hanya pada ujian/masalah itu saja, ataukah kita melihat Tuhan di balik semuanya itu. Kalau kita dapat melihat Tuhan melampaui masalah itu, kita akan mendapat berkat dua kali lipat (dobel porsi).

Haleluya! Ini yang membuat murid-murid bersukacita, karena mereka melihat melampaui penderitaan salib Kristus. Tuhan Yesus sendiri lebih besar dari setiap masalah yang kita hadapi!

  1. (Ayat 21). Damai artinya “keamanan, tenteram,” Sejahtera artinya “apa yang kita butuhkan disediakan; kecukupan, kelimpahan.” Berarti damai sejahtera artinya ”menikmati segala kelimpahan dari Tuhan di dalam kedamaian.” Inilah berkat bagi mereka yang tetap dapat melihat Tuhan dibalik segala persoalan dan kesukaran yang ada .Berkat lain adalah orang tersebut mendapat tugas sebagai utusan Tuhan. Mengapa? Sebab, pelayanan misi erat kaitannya dengan taruhan nyawa! Misi berhubungan erat dengan mengorbankan nyawa. Seperti, dalam sejarah misionaris di tanah Papua (atau Irian), ada begitu banyak orang misi yang meninggal atau dibikin ”babi guling” di sana. Juga di Kalimantan dan Toraja.

Ada tipe orang lain lagi, yang berpikir nanti kalau sudah tua, duduk di kursi roda, tidak produktif lagi; barulah mereka mau ikut terlibat pelayanan misi. Bukan saat sekarang ini, ketika sukses dalam genggaman, masih punya kekuatan dan produktif. Salah! Berkat, harta, kesehatan, kekuatan dan produktivitas itu semua merupakan alat transportasi untuk menjalankan misi Tuhan.

  1. (Ayat 22). Ada perbedaan antara Yohanes 20:22 ini dengan Kisah 2 (turunnya Roh Kudus) dan juga Kisah 1:8. disini tertulis, ”Terimalah Roh Kudus”, berarti mereka (para murid) langsung menerima Roh Kudus, sedangkan da;am Kisah 1:8, itu belum menerima. Penggenapannya baru terjadi dalam Kisah 2. jadi, apa yang di sini, adalah ”empusao”. Dalam Alkitab sendiri hanya ada 3 padanan kata empusao ini yaitu dalam Kejadian 2:7, Yehezkiel 37:9 dan Yohanes 20:22.

Orang yang telah mengalami empusao dalam hidupnya, akan setia dan rela menyerahkan hidupnya total untuk Tuhan. Ini merupakan teladan Tuhan Yesus, yang telah menyerahkan total hidupnya untuk manusia. Dan kita pun harus naik level lagi, tidak hanya di level empusao saja tapi meningkat ke pemenuhan Roh Kudus, menjadi saksi-saksi Tuhan. Jangan merasa cukup hanya sampai pada tingkat memberi, setia beribadah, membantu pekerjaan Tuhan. Kita harus bertumbuh sampai mengalami pencurahan Roh Kudus, yang memampukan kita menjadi tenaga misi yang memberitakan firman Allah secara progresifitas.

Dengan mengalami empusao (kebangkitan spirit dan roh kita) kita menjadikan hati, roh dan misi Yesus masuk dan menguasai hati, roh dan misi kita. Saat roh Yesus berpindah ke diri kita, otomatis PribadiNya, kehendakNya kemauanNya sama dengan diri kita (masuk dan menguasai secara totalitas dalam hidup kita).

 

KUNCI HIDUP BERKELIMPAHAN May 25, 2008

Pdt. David Halim
9 April 2006

KUNCI HIDUP BERKELIMPAHAN

Setiap kita pasti mau untuk hidup berkelimpahan, bukan? Hidup berkelimpahan bukan berarti dengan memiliki banyak harta (uang). Ada orang yang mempunyai banyak uang tapi kalau makan harus menggunakan selang; ada orang yang lainnya uangnya pas-pasan tapi bisa makan apa saja; dan orang yang lain lagi, uangnya tidak berlebihan tapi bisa menyekolahkan anaknya di luar negeri.

Ada 2 kunci untuk hidup berkelimpahan :

  1. Kita harus mengerti maksud dan tujuan Tuhan memberikan hidup berkelimpahan bagi kita (Ulangan 8:18). Tuhan memberikan kekuatan untuk menerima kekayaan. Tuhan tidak pernah mengatakan bahwa Dia akan memberikan kekayaan, tapi kekuatan untuk menerima kekayaan. Kalau kapasitas kita hanya 1 milyar, Tuhan tidak akan memberikan berkat 5 milyar. Sebab kalau demikian maka :

kita tidak kuat mengangkatnya

kita bisa jatuh (murtad).

Kalau Tuhan berjanji itu ya dan amin. Dan saat Tuhan berjanji Dia bersumpah. Apapun yang dijanjikan Tuhan tidak pernah meleset ataupun ditarik kembali. Justru kita manusialah yang seringkali berjanji dan tidka menepati apa yang kita telah janjikan tersebut.

Apa arti perjanjian? Perjanjian adalah kesepakatan dari dua pihak (atau juga orang) yang masing-masing pihak harus bertanggungjawab akan perjanjian yang dibuat tersebut.

Dalam Kejadian 1:26-28; itu disebut dengan perjanjian Eden. Eden berarti kaya, sukacita, berlimpah ruah (joyfullness). Saat manusia pertama diciptakan Allah bermufakat untuk menciptakan manusia segambar dan serupa dengan Allah. Itu artinya, Adam dan Hawa memiliki kuasa untuk memerintah dan mengusahakan apa yang diciptakan oleh Allah di muka bumi ini (termasuk kuasa untuk memberikan nama-nama kepada semua binatang, satu per satu). Bahkan, Allah memberikan perjanjian (Kejadian 2:16-17).

Tapi karena masuknya dosa, sehingga perjanjian Eden itu kini berubah menjadi “perjanjian edan”. Contoh : suami dan istri mulai ada ketidakterbukaan hingga terjadi perselingkuhan; dalam gereja yang seharusnya menjadi pusat joyfullness tapi yang terjadi “gontok-gontokan”.

Berkat itu pasti menjadi miliknya kita asalkan kita kuat. Sebab kesuksesan itu dimulai dari lingkup keluarga. Seorang suami yang sukses itu karena ditopang oleh seorang istri yang bijaksana. Ajarkanlah anak-anak juga takut akan Tuhan, agar ada Eden (joyfullness) dalam keluarga kita. Dalam Perjanjian Lama, Tuhan ijinkan tulah atas bangsa Mesir hanya untuk satu alasan saja, yaitu untuk pergi beribadah kepada Tuhan (bahkan 6 kali Tuhan menyuruh Musa memberitahukannya kepada Firaun, dalam Keluaran 4:23; 7:16; 8:1; 8:20; 9:1 dan 9:13).

Apa visi Tuhan atas manusia, khususnya setelah manusia jatuh dalam dosa? Adalah supaya manusia hidup harus menjadi serupa, segambar, seutuhnya dengan Tuhan (Keijadian 1:26).

Misinya yaitu manusia diciptakan untuk memperbanyak gambar/rupa Allah dengan cara membagikan atau memberitakan Firman Tuhan, sehingga kita menghasilkan anak-anak rohani.

Ada 6 perjanjian Allah kepada manusia, yaitu ;

a. Perjanjian Hawa (Kejadian 3:15)

b. Perjanjian Nuh (Kejadian 9:11-13)

c. Perjanjian Abraham (Kejadian 12:2-3)

d. Perjanjian Sinai (Kejadian 19:5,6)

e. Perjanjian Lewi kepada Harun (Bilangan 25:12-13)

f. Perjanjian Daud (II Samuel 7:6-29;23:5)

Segala sesuatu yang terjadi di dalam kehidupan kita sebagai orang percaya bukanlah terjadi dengan kebetulan.

  1. Perjanjian Tuhan itu pasti adanya, karena Alllah berjanji dengan cara bersumpah. Yesaya 54:10, ”Sebab biarpun gunung-gunung beranjak dan bukit-bukit bergoyang, tetapi kasih setia-Ku tidak akan beranjak dari padamu dan perjanjian damai-Ku tidak akan bergoyang, firman TUHAN, yang mengasihani engkau.”

Kalau kita cermati, keadaan alam dengan berbagai hal yang terjadi, seperti tanah longsor, sebenarnya semuanya itu membuktikan bahwa apa yang Alkitab tuliskan itu terjadi.

Bagaimana mengerti visi dan misinya Tuhan? Yohanes 15:7-8, Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya. Dalam hal inilah Bapa-Ku dipermuliakan, yaitu jika kamu berbuah banyak dan dengan demikian kamu adalah murid-murid-Ku.”

Hari ini, kita akan mendapat kekayaan

oleh karena kekuatan yang Tuhan berikan

 

MENGENAL BERBAGAI MACAM URAPAN / BERKAT May 24, 2008

Pdt. Tulus Rahardjo, MA. MP.Min
12 Maret 2006

MENGENAL BERBAGAI MACAM

URAPAN / BERKAT

Bacaan Firman Tuhan: I Sam 16:12-13

Keberhasilan Daud, antara lain :

  1. Melalui kecapinya, Daud mengusir roh jahat (16:18,23)
  2. Melalui batu dan umban, dapat mengalahkan Goliat (I Sam 17:49)
  3. Melalui refleknya, dapat luput dari kematian (18:11-14)

Kata kunci segala keberhasilan Daud adalah :

– adanya urapan dari Tuhan yang Daud terima dan dipelihara.

Beberapa jenis urapan, yaitu : urapan untuk :

  1. Kesembuhan / Kesehatan (Mar. 16:18b; Yak. 5:14).

Allah menghendaki agar kita, umatNya, baik dan sehat-sehat saja. Sakit itu bukan rencana Tuhan (Wahyu 2:22), tapi merupakan ‘paket’ yang dibawa iblis akibat manusia yang jatuh dalam dosa. Dan cara paling efektif agar kita tidak sakit, adalah dengan saling mendoakan, baik dengan minyak urapan ataupun penumpangan tangan, serta menjaga kesehatan melalui pola hidup yang sehat. Tuhan telah menyediakan kuasa kesembuhan didalam kita.

  1. Pergumulan “Rumah Tangga” (I Samuel 1:17)

Dalam kehidupan rumah tangga, ada banyak hal yang dihadapi dan tanggungjawab-tanggungjawab yang berat. Tetapi, yang Tuhan sediakan adalah bagaimanapun dan seberat apapun pergumulan, Allah kita adalah Allah yang memberkati dan Dia Allah yang bertanggungjawab atas setiap rumah tangga. Setiap masalah yang diijinkan terjadi atau sedang kita dihadapi dalam rumah tangga adalah jalan untuk kita mengalami mukjizat dan berkat-berkat yang baru daripadaNya.

  1. Seisi rumah / Harta (Keluaran 12:23)

Penting sekali agar setiap barang atau harta kita diurapi. Agar ada penyertaan Tuhan. Tuhan tidak pernah membiarkan anakNya mengalami kehilangan tanpa Dia bermaksud memberikan yang baru (Allah memperhitungkannya)..

  1. Hidup di masa tua (Yesaya 46:4)

Kecenderungan manusia adalah orang yang semakin tua adalah orang yang mengalami penurunan dalam berbagai aspek, mulai dari kehidupan kesehatannya merosot, imannya mengalami lemah bahkan tidak siap untuk hidup tua (maunya muda terus). Walaupun sudah lanjut umur janji Tuhan adalah Dia akan menyelamatkan, menggendong dan yang bertanggungjawab atas hidup kita. Orang yang hidup dalam urapan Tuhan, semakin tua semakin dia diberkati.

  1. Hidup kudus (Yesaya 6:7)

Orang yang mau bertobat, yang mau bertumbuh dalam Tuhan dan meninggalkan dosanya, cenderung untuk dihantui dengan perasaan bersalah akan masa lalu (terintimidasi). Karena itu perlu diurapi untuk memiliki kemampuan untuk meninggalkan dosa masa lalu tersebut.

  1. Melunasi hutang (II Raja-raja 4:3,7)

Hutang adalah tanggungjawab yang sudah jatuh tempo. Kunci rahasia agar kita diberkati adalah dengan melunaskan (membayar kewajiban) hutang kita tepat pada waktunya. Dan Tuhan memberi kita kemampuan untuk kita dapat melunasi hutang-hutang kita, sejauh mana kita mau bertanggungjawab.

  1. Hidup diberkati (Bilangan 6:24-27)

Berkat seperti apa yang Saudara harapkan (Seperti pelunasan hutang, atau panen, atau langit yang terbuka?) Mulailah dari memberi persepuluhan.

Apa itu persepuluhan? Sepersepuluh dari Penghasilan yang kita terima dari Tuhan :

– Bisa Melalui Gaji sebagai Pegawai,

– Bisa Melalui bisnis (Laba Bersih),

– Bisa Melalui Orang lain yang dipakai Tuhan untuk memberkati kita.

Contoh : Yakub (dalam Kejadian 28:20-22)

Siapa yang harus melakukan perpuluhan? Setiap orang percaya yang tertanam (komitmen) didalam satu gereja.

Bawalah seluruh persembahan persepuluhan itu ke dalam rumah perbendaharaan, supaya ada persediaan makanan di rumah-Ku dan ujilah Aku, firman TUHAN semesta alam, apakah Aku tidak membukakan bagimu tingkap-tingkap langit dan mencurahkan berkat kepadamu sampai berkelimpahan. Mal 3:8-10

Untuk apa persepuluhan? Ulangan 14:28-29; “Pada akhir tiga tahun engkau harus mengeluarkan segala persembahan persepuluhan dari hasil tanahmu dalam tahun itu dan menaruhnya dalam kotamu; maka orang Lewi, karena ia tidak mendapat bagian milik pusaka bersama-sama engkau, dan orang asing, anak yatim dan janda yang di dalam tempatmu, akan datang makan dan menjadi kenyang, supaya TUHAN, Allahmu, memberkati engkau di dalam segala usaha yang dikerjakan tanganmu.“

  1. Seorang profesional (Kejadian 4:20-220)

Tuhan kita adalah Tuhan yang telah melengkapi kita dengan keahlian-keahlian kepada setiap pribadi agar kita dapat menjadi profesional di dalam setiap bidang yang ditekuninya. Setiap orang percaya harus menjadi ahli (skillfullness).

  1. Persiapan kematian

Matius 26:12, “Sebab dengan mencurahkan minyak itu ke tubuh-Ku, ia membuat suatu persiapan untuk penguburan-Ku,”.

Idealnya setiap orang yang mau meninggal, tahu kapan kita akan kembali ke rumah Bapa kita. Saat kematian menjelang seharusnya kerohanian kita dewasa; contoh : Yakub, sebelum meninggal, ia memanggil seluruh anak-anak dan keluarganya lalu memberkati setiap mereka, satu demi satu, setelah itu dia naik ke pembaringannya dan meninggal.

Perlunya urapan persiapan kematian agar kita tidak perlu takut akan kematian. Sebab kematian bagi setiap orang percaya Yesus hanyalah “perpindahan” dari dunia ke Firdausnya Allah. Untuk mencapai tujuan akhir dari kehidupan kita, harus dimulai sekarang ini.

Saat seseorang diurapi Tuhan, yang dahulunya orang itu biasa-biasa bahkan cenderung diabaikan, ia akan menjadi seseorang yang luar biasa yang hatinya berkenan kepada Tuhan. Tuhan menyediakan urapannya bagi setiap kita yang mau untuk menyatakan kemuliaanNya.

 

Fungsi Gereja

Pdm. Jonathan Anton
29 Januari 2006

FUNGSI GEREJA

Bacaan Firman Tuhan: Yesaya 42:1-3

Ayat I, “Lihat, itu hambaKu yang Kupegang, orang pilihanKu, yang kepadanya Aku berkenan…”

Kalau ada Tuhan yang mengakui keberadaan umatnya, kalau ada Tuhan yang mengakui penyembahnya; itu hanya Tuhannya orang Kristen. Tuhannya orang beragama tidak mengakui keberadaan umatnya. tidak mengakui keberadaan penyembahnya. Karenanya kita, orang Kristen milikilah “PD” Ilahi. Sebab kita ini adalah orang-orang pilihan Tuhan. Bagaimana dengan Saudara ?

Bahkan untuk mengikat pengakuan Tuhan atas kita, Tuhan memberikan jaminan (garansi) yaitu dengan Roh Kudus tinggal di dalam kita (juga sebagai materai.)

Dalam Yesaya 42:1-3, Keberadaan kita diakui, keberadaan kita dipilih dan ada jaminan Roh Kudus dalam kita. Sedangkan, Yesaya 61:1-6; Keberadaan kita yang diperlengkapi untuk dipercayakan melakukan tugas Ilahi. Roh Allah ada pada kita oleh karena ada urapan atas kita.

Ada 3 (tiga) macam urapan, yaitu :

1. Urapan pentahiran (Yun : Talepho)

II Kor.5:17; “Jadi siapa yang ada dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru : yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.”

Filipi 3:13,14, “Saudara-saudara, aku sendiri tidak menganggap, bahwa aku telah menangkapnya, tetapi ini yang kulakukan: aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus.”

Ketika Saudara dilahirkan kembali, saat itulah kehidupan Saudara yang dulu ada sakit penyakit, kutuk, kemiskinan, kesukaran, kegagalan, dan segala macam hal akibat dosa; diubahkan menjadi manusia baru. Yang lama berlalu, yang baru sudah datang. Saatnya kita melangkah dengan satu keyakinan, manusia baru penuh sukses, diurapi, kemenangan, punya kuasa, penuh iman, punya otoritas dan tidak ada satupun yang mampu menghalangi ketika kita berjalan. Semua ini bisa terjadi karena hati kita sudah dibaharui. Dan kita ditahirkan agar mentahirkan juga orang lain.

2. Urapan untuk melakukan tugas Ilahi (Yun : Krisma)

Gereja ROCK (Representative of Christ’ Kingdom) ini merupakan inspirasi dari Roh. Kenapa? Karena, kita adalah perwakilan Kerajaan Allah di bumi. Untuk apa? Bertujuan untuk melaksanakan atau melakukan tugas dari yang mengutus kita.

Dalam Yohanes 14:12, “Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa percaya kepadaKu, ia akan melakukan juga pekerjaan-pekerjaan yang Aku lakukan, bahkan pekerjaan-pekerjaan yang lebih besar dari pada itu. Sebab Aku pergi kepada Bapa.”

Efesus 4:12, “untuk memperlengkapi orang-orang kudus bagi pekerjaan pelayanan, bagi pembangunan tubu Kristus.”

Nilai hidup kita adalah Roh Tuhan yang berdiam didalam kita.

3. Urapan kepemilikan (Yun : Kriyo, artinya milik)

Roma 8:14-17. Kita ini miliknya Tuhan. Umat yang dikasihi dan dipilihNya untuk menyatakan kemuliaanNya.

Ayat 17, kata “ahli waris” artinya sewaris dengan apa yang Kristus punya. Apa yang Kristus terima dari Bapa, Kristus berikan itu bagi kita sebagai hak waris. Karena kita adalah ahli waris Kerajaan.

Kebenaran, kasih, kehidupan yang benar, teladan hidup, hidup tanpa cacat cela itulah warisan Ilahi.

Kesimpulan :

Allah menjadikan kita, gerejaNya, menjadi partner atau rekan kerja Tuhan; untuk menyatakan pekerjaan-pekerjaan yang Dia lakukan terhadap dunia ini.

Tugas gereja adalah memperlengkapi orang-orang kudus, untuk melakukan perbuatan baik, seperti yang telah Kristus lakukan terhadap dunia ini.

SETIAP KITA YANG TELAH DIAKUI, DIPILIH,

DAN ROH KUDUS DIAM DALAM KITA;

KITA DIPERLENGKAPI GUNA MELAKUKAN TUGAS/PEKERJAAN ILAHI.