GBI ROCK MAKASSAR

Representative of Christ Kingdom in Makassar

SIAPA YESUS UNTUKKU? June 1, 2008

Pdp. Lenny Dias
29 Oktober 2006

“SIAPA YESUS UNTUKKU?”

Bacaan Firman Tuhan : Matius 16:13-19

Pertanyaan di atas adalah sebuah pertanyaan yang menarik untuk dijawab. Setiap hari Minggu, banyak orang datang beribadah dan mengikuti kegiatan kerohanian pada hari-hari lainnya dengan setia, tapi tatkala pertanyaan ini dilontarkan banyak yang tidak dapat menjawabnya.

Pertanyaan yang sama pernah ditanyakan pula oleh Yesus ditanyakan kepada para murid-muridNya. Hari ini, kita yang adalah “murid-murid Tuhan”, Mendapatkan pertanyaan yang sama. Apakah kita akan menjawabnya sekedar dari cerita orang lain ataukah karena kita mempunyai pengalaman pribadi dengan Tuhan? Pertanyaan ini penting! Sebab jawaban kita menentukan: apa tujuan (destiny) hidup kita, dan apa sikap serta ke mana arah hidup kita?

Matius 7:21-23; 25:1-13.

Kata “mengenal” dalam bahasa aslinya “gynosko”, berarti memiliki hubungan yang dekat (intim). Selain itu kata “mengenal” juga mengandung arti:

Mengenal Tuhan secara benar;

Mempunyai hubungan dengan orang yang kita cintai, seperti keluarga, isteri/suami;

Mempunyai hubungan dengan orang lain.

Adanya keseimbangan dari hubungan/pengenalan ini menentukan apakah kita dikenal Tuhan atau tidak. Jadi, “mengenal” di sini bukan sekedar tahu, tapi memiliki pengalaman hubungan. Contoh: Kita bisa saja mengenal orang lain, tapi tentu saja kita jauh lebih mengenal keluarga (suami/isteri) kita. Mengapa? Sebab ada pengalaman yang dibangun setiap hari.

Semua ini menjelaskan bahwa Allah tidak hanya berfokus pada rutinitas kerohanian saja tapi lebih daripada itu Allah menginginkan pengenalan akan pribadiNya! Sebab, PENGENALAN AKAN TUHAN MENENTUKAN SURGA ATAU NERAKA! (Pengenalan akan Tuhan tidak dapat dideteksi melalui cara penyembahan/pelayanan/khotbah kita.)

Mayoritas manusia cenderung memandang Tuhan dan memperlakukanNya untuk memuaskan keinginannya. Tidak heran banyak kita dapati anak-anak Tuhan yang menjadikan adalah Yesus sebagai Bapa, kekasih, penolong atau juga tempat curhat. Ini tidak salah! Tetapi ada efek dari hal ini – dimana kita hanya memandang Yesus dari satu sisi kebaikanNya (pengasih/pemurah/pengampun) saja – dimana kita memang menjadi anak, tapi ANAK YANG MANJA (semaunya/sekehendaknya saja, harus dipenuhi keinginan/kemauan). Contoh: Kita ijinkan Allah (Bapa) mengatur segalanya dalam hidup kita, kecuali soal uang. Ketika dalam keadaan sakit, gelisah, bingung, menghadapi masalah, kita serahkan semuanya pada Tuhan untuk mengurusnya (hingga terselesaikan/ada jalan keluar). Tapi soal uang, kita bahkan sama sekali tidak melibatkan Tuhan. Kita beranggapan ini uangnya kita sendiri. Atau dalam hal jodoh. Tuhan boleh mengatur segala dalam hidup kita, tapi soal jodoh, kita yang memaksa Tuhan menyetujui pilihan kita itu.

Semuanya itu karena kita berpikir Tuhan pasti menolong/membantu/mengampuni kita, tanpa mau mengenal sisi lain dari pribadi Allah.

Matius 16:13-19.

Sebuah pertanyaan yang dilontarkan Yesus kepada para murid adalah bukan apa kata (opini) orang tapi pendapat mereka sendiri. Kata “Mesias” dalam PB ditulis 2 kali yaitu dalam Yohanes 1:31 dan Yohanes 4:25, yang berarti “Yang diurapi.” Sedangkan kata “Yang diurapi” dalam PL, mengandung arti “Dia yang datang dengan urapan raja, imam dan nabi.” Dalam terjemahan bahasa Inggris ditulis, “Thou art the Christ, the Son of the living God!” (KJV). Ini menjelaskan pribadi Yesus yang diutus dari sorga.

Satu hal yang mengerikan bilamana kita lupa bahwa Yesus adalah Tuhan, kita akan memperlakukan diri/tubuh kita sekehendak kita. Padahal Yesus adalah pemilik kita (kita telah dibeli dengan lunas terbayar, I Korintus 6:19-20).

Ketika kita hanya berfokus pada Yesus yang menyenangkan dan memuaskan keinginan kita, maka ketika ada tantangan/masalah atau hal buruk lainnya kita dapat menyangkal Yesus adalah Tuhan.

Dia TUHAN!

Keadaan menyenangkan atau tidak, mood kita baik atau sebaliknya, tidak mempengaruhi pengakuan kita bahwa Yesus adalah Tuhan. Seperti dalam kisah Sadrakh, Mesakh dan Abednego (Daniel 3:17-18), iman mereka tidak tergoyahkan. Perkatakan kalimat berikut ini, “Sekalipun dan apapun yang terjadi, YESUS TETAP TUHAN!”

Yesus disebut juga “Anak Allah yang hidup”, Ini menyatakan bahwa Yesus memang Tuhan tapi memiliki hubungan dengan Allah Bapa di sorga. Dalam I Petrus 2:9-10, kitalah yang disebut masyarakat Mesianik. Artinya, masyarakat yang di dalamnya ada Yesus. Saat kita melihat Tuhan dengan sudut pandang yang benar dan seimbang, Tuhan akan menyatakan sesuatu yang dahsyat buat kita.

Ketika kita mengakui Yesus adalah Tuhan maka Yesus mengatakan kita adalah orang-orang yang berbahagia (ay. 17); kita akan dipakai Allah untuk menjadi pembuat sejarah (ay. 18). Yang tadinya Simon bin Yunus, oleh Tuhan diganti menjadi Petrus (Petra = batu karang). Walau Simon sebelumnya telah menyangkal Yesus 3 kali, tapi Tuhan memakainya menjadi rasul yang luar biasa. Begitu juga dengan kita, segelap/seburuk apapun masa lalu kita – saat kita datang minta pertobatan dan mengakuinya sebagai Tuhan (Mesias) – Tuhan sanggup membuat terobosan (breakthrough) dan menjadikan kita alatNya yang ajaib untuk menyatakan Kerajaan Allah. Tidak sampai di situ saja, alam maut pun tidak akan menguasai kita (ay.18), dan kita diberi kunci Kerajaan Sorga (ay. 19). Ada otoritas sorgawi atau Kingdom Authority, yang memampukan kita untuk melakukan apa yang Yesus lakukan bahkan lebih daripada itu (Yoh. 14:12).

Hari ini, pastikan Yesus yang adalah Tuhan itu ada dan mengatur hidup kita.

“Barangsiapa memegang perintahKu dan melakukannya, dialah yang mengasihi Aku. Dan barangsiapa mengasihi Aku, ia akan dikasih oleh BapaKu dan Aku pun akan mengasihi dia dan akan menyatakan diriKu kepadaNya”

(Yohanes 14:21)

 

Leave a comment