GBI ROCK MAKASSAR

Representative of Christ Kingdom in Makassar

Mengalahkan Midian September 19, 2008

Pdm. Luther Dias

18 Maret 2007

Firman Tuhan: Hakim-hakim 7:1-18

Hari-hari ini, ada begitu banyak ketakutan ‘melanda’ bangsa ini. Sepertinya tidak ada ada ruang lagi untuk rasa aman itu dapat tinggal. Semua jalur transportasi pun juga tidak menjamin adanya rasa aman. Adakalanya Tuhan harus mengguncangkan segala sesuatunya agar kita datang dan mengandalkan Tuhan di atas segala-galanya.

Dalam kisah ini terjadi sebuah peperangan yang tidak seimbang antara Gideon dan orang Midian. Gideon berarti “cut down or up” atau menebang/memangkas. Dalam terjemahan Strong, Gideon berarti ‘warrior’ ataupenyerang/pejuang/prajurit’. Midian mengandung arti ‘perselisihan/percekcokan.’ Dan Amalek berarti ‘suka bertempur/berperang.’

Tuhan memanggil Gideon yang lemah dan bukan siapa-siapa, dipilih Tuhan untuk menebang perselisihan/percekcokan. Atau, untuk dapat mengalahkan perselisihan dibutuhkan seorang prajurit.

Ciri seorang prajurit adalah: seorang yang tunduk pada komandannya, tidak mudah menyerah, tidak memikirkan kehidupannya (percaya bahwa komandannyalah yang akan memkirkan hal itu).

Yohanes 15:2, Barangsiapa berbuah banyak ia dibersihkan (dipotong)….

(bd, tinggal dalam Aku ia akan berbuah banyak……)

Arti nama Gideon adalah:

  1. “cut down or up” berbicara tentang dipotong untuk berbuah banyak dan dipotong untuk dibuang ke dalam api. Adakalanya Tuhan perlu memotong/memangkas bagian-bagian dalam kehidupan kita agar kita dapat berbuah. Dan hal yang dipangkas ialah perselisihan dan percekcokan;
  2. “cut off” berbicara tentang memotong masa lalu. Tuhan sanggup memotong masa lalu kita sebab Dialah Alfa dan Omega (Yang Awal dan Akhir);
  3. “cut down to size” berbicara tentang diptong sesuai ukuran Tuhan. Sebelum kita bertobat kita hidup dalam kedagingan, hal inilah yang mau Tuhan potong sesuai dengan kehendakNya.

Cara Allah “memotong/memangkas” setiap manusia yaitu dengan “pisau/Firman Allah” (tuliskan ayat: Firman Allah adalah pedang bermata dua yang sanggup memisahkan roh dan jiwa).

Seringkali kita tidak mengalami kemenangan dan kelimpahan akibat dalam kehidupan kita, baik dalam keluarga, pelayanan atau juga pekerjaan masih terjadi percekcokan dan perselisihan.

Mazmur 133:1, sungguh alangkah baiknya…..

Tuhan senang dengan manusia yang hidupnya rukun! Dalam keharmonisan hubungan manusia Tuhan akan memerintahkan berkat-berkatNya dicurahkan (Unity à Annointing à Phrosperity). Tuhan mau agar kita hidup dalam satu-kesatuan untuk melihat perkara-perkara yang besar yang Tuhan nyatakan dalam kehidupan ini.

Bagaimana kita dapat mengalahkan Midian?

1. Jangan andalkan kekuatan kita (ay. 2-3).

Bukan karena banyaknya orang maka Tuhan memberikan kemenangan untuk Gideon dalam mengalahkan orang Midian dan Amalek. Bukan karena kekuatan bangsa Israel sebab Tuhan memilih orang-orang yang dikehendakiNya sendiri. Inilah “cut down to size” ukuran Tuhan yang menentukan segala sesuatunya.

Gideon berasal dari kaum terkecil dan juga orang yang paling lemah dalam keluarganya. Tapi ketika Tuhan bertemu dengannya Tuhan menyapa dengan sebutan “Hai orang yang gagah perkasa!”

Yeremia 17:5, „Beginilah firman TUHAN: “Terkutuklah orang yang mengandalkan manusia, yang mengandalkan kekuatannya sendiri, dan yang hatinya menjauh dari pada TUHAN!

Kita akan terkutuk apabila: kita mengandalkan orang lain, andalkan kekuatan sendiri dan hati yang menjauh dari Tuhan.

Tetapi, “Diberkatilah orang yang mengandalkan TUHAN, yang menaruh harapannya pada TUHAN! (ay. 7)

Adakalanya Tuhan membuat situasi-situasi tertentu terjadi agar kita belajar pervaya padaNya, sebab ketika kita tidak belajar dari situasi tersebut maka kita akan kehilangan momentum-momentum.

2. Tuhan yang menyaring (ay. 4 & 7).

Orang yang takut tidak dapat mengikuti peperangan, sebab ketakutan itu mengecilkan kekuatan kita. Dan Tuhan yang akan menyaring – sesuai dengan caranya – orang-orang yang berkualitas untuk dipakai dalam mengalahkan musuh. Tuhan yang menyaring bagi Gideon bukan Gideon menyaring untuk Tuhan.

Dan tempat penyaringan itu di sebuah sungai. Sungai berbicara tentang berkat, pemulihan atau restorasi, dan perkara-perkara besar. Ujian pada satu tempat tapi menghasilkan dua kelompok orang, dari cara bagaimana mereka minum. Kelompok pertama adalah kelompok yang hanya mementingkan diri sendiri.

Ujian terberat kita bukan pada saat terjadinya kerusuhan/penderitaan/sakit, melainkan ujian kelimpahan. Ketika kelompok pertama minum, yang mereka lihat hanya bayangan mereka sendiri pada air sungai itu. Hari ini sama, banyak kita berselisih akibat kita hanya melihat diri sendiri. Kelompok yang kedua dipilih Tuhan sebab mereka mengambil air secukupnya dengan tangan mereka dan selama minum fokusnya tidak teralihkan. Berkat itu bonus bukan tujuan.

Berkat itu akibat kita menemukan Tuhan bukan tujuan!

3. Tuhan dapat berbicara melalui lawan yang datang pada kita (ay. 9-15).

Hal ketiga untuk dapat mengalahkan perselisihan/percekcokan adalah bahwa Tuhan dapat berbicara melalui situasi/kondisi. Tuhan dapat berbicara (hal penyataan kuasaNya) dapat melalui media apa saja, termasuk musuh kita (ay. 15).

Hari ini, ketika ada orang yang berselisih paham dengan kita, mulai peka (pasang telinga rohani kita) untuk mendengar apa yang hendak Tuhan sampaikan buat kita. Orang yang suka mendengar adalah orang yang selaras dengan dengan Tuhan. Alkitab mengatakan bahwa orang yang bijaksana adalah orang yang mendengar Firman Tuhan dan melakukannya.

Segala apapun yang terjadi dalam kehidupan kita, adakalanya Tuhan ciptakan untuk membuat kita serupa denganNya. Namun, banyak kita tidak dapat melihat kemuliaan Allah dibalik semua hal tersebut, akibat kita hanya memikirkan diri sendiri. Milikilah visi atau melihat jauh ke depan.

4. Lihat senjata yang ada di tangan kita (ay. 16 & 18).

Ketiga ratus orang ini dipersenjatai dengan sangkakala dan buyung kosong yang didalamnya ada suluh/pelita.

a. Sangkakala berbicara tentang doa, pujian-penyembahan, dengar Firman dan melakukannya. Hal inilah yang disebut juga mezbah ukupan dalam tabernakel Musa.

b. Buyung kosong. II Kor. 4:7, bejana tanah liat itu kita dan harta yang paling berharga adalah Yesus. Berarti kita inilah bejana tanah liat atau juga buyung kosong itu. Cara berperang Gideon adalah bahwa ketiga ratus orangnya tersebut harus memiliki fokus yang mantap. Mereka adalah orang yang dapat memperhatikan dengan baik.

Berbicara tentang kehidupan daging kita yang terus dihancurkan setiap saat, dan itu harus dimulai dari para pemimpin (Gideon) terlebih dahulu.

c. Ada suluh dalam buyung kosong; atau harta dalam bejana tanah liat/buyung. Ini berarti ada sesuatu yang luar biasa dalam kita tapi kedagiangan itu harus dihancurkan terlebih dahulu. Maksudnya adalah bahwa ada kebenaran Firman Allah dalam kita, tapi itu belum ‘tampak ke luar’ karena masih terjadi perselisihan dan percekcokan. Akibat mementingkan diri sendiri itu yang membatasi terang Tuhan bersinar dalam kita.

Hendaknya kita menjadi alat dan tujuan dalam tangan Tuhan.

Amin!

 

Benih Kerajaan June 4, 2008

Pdm. Luther Dias
10 Desember 2006

“Benih Kerajaan”

Bacaan Firman Tuhan: Pengkhotbah 9:4

Setiap kita yang masih dapat bangun pagi hari ini, dan selama masih ada nafas pada kita, itu berarti masih ada pengharapan besar atas kita. Walaupun, ada masalah besar menghimpit kita. Sebab ada harapan besar bagi setiap orang yang masih hidup (bernafas).

Alkitab mengajarkan kita kali ini bahwa adalah lebih baik anjing yang hidup daripada singa yang mati. Singa dapat saja memiliki taring yang menyebabkan penampilannya kelihatan ganas dan buas, tapi jika singa tersebut mati maka yang semua dimiliki itu tiada bermanfaat sedikitpun. Hal yang sama berlaku untuk manusia juga, dimana kita dapat memiliki segalanya tapi apa artinya jika kita mati (meninggal), tidak ada pengharapan baginya.

Kita yang masih hidup hari ini, maka haruslah kita menatap masa depan, sebab Tuhan kita, Yesus Kristus, berjanji adalah Allah yang setia dalam menepati setiap janjiNya. Mungkin hari ini kita belum melihat pertolongan Tuhan tapi percayalah dan tunggu waktunya Tuhan (khairos); dan bukannya waktunya manusia.(kronos).

Selama manusia hidup, pastilah ia ada memiliki pengharapan!

Kejadian 1:11,12,29

Ke tiga ayat di atas menceritakan tentang “tumbuhan berbiji.’ Saat kita makan bauh mangga, tentulah kita tidak ikut serta memakan biji mangga. Begitulah Allah, saat ia memberkati kita sebenarnya di situ ada unsur kesinambungan. Akan tetapi, acapkali kita “memakan habis” semua berkat Tuhan tersebut. Tanpa kita sadari di situ juga ada benih untuk kita tabur. Ada benih untuk dimakan dan ada pula benih untuk ditabur. Jikalau kita memakan habis semua benih yang ada maka pada saat menuai kita tidak akan menuai apapun juga, akibat dari tidak ada benih yang kita tabur. Mengapa Tuhan memberi kita benih? Sebab dalam benih itu ada kehidupan. Dan selama ada kehidupan maka pastilah ini dapat menimbulkan multiplikasi atau pelipatgandaan. Dan benih itu adalah Firman Allah (Lukas 8:11).

Setiap Allah memberkati kita pasti ada unsur kesinambungan.

Namun, sebelum benih tumbuh dan berkembang serta menghasilkan buah, maka benih itu harus ditanam mati terlebih dahulu. Ini berbicara mengenai kita, adakalanya Tuhan menghendaki pertumbuhan ke dalam (Tuhan mau berurusan dengan hati kita terlebih dahulu). Sekarang ini, banyak orang yang ingin langsung kelihatan (muncul keluar) tanpa mau terlebih dahulu dimatikam. Ini bukan ide orisinilnya Tuhan (sebab ide orisinilnya Tuhan adalah pertumbuhan ke dalam terlebih dahulu, berakar hingga menemukan “Sumber” yang sejati itu.)

I Yohanes 3:9.

Benih dalam bahasa aslinya ialah “sperma.” Jadi, sperma Ilahi ditambah ketaatan manusia, itu akan menjadi sebuah kekuatan yang powerfull. Benih Ilahi dapat juga berbicara tentang sifat Allah yang dilepaskan kepada manusia. Dan akan menjadi luar biasa dasyat dampaknya bila bertemu (digabungkan) dengan ketaatan manusia. Dan tujuan benih Kerajaan itu dilepaskan agar supaya kita hidup berpadanan dan diubahkan dengan Tuhan, misalnya tidak berbuat dosa lagi.

Setiap kali Tuhan mau melepaskan sesuatu maka dicariNyalah terlebih dahulu wadah, ada atau tidak. Tuhan cari wadah, yang tidak lain adalah manusia. Pertanyaannya adalah, “Apakah kita siap menjadi wadahNya?”

Matius 1:18-35

Agar dapat ‘benih Ilahi’ itu dilepaskan maka Tuhan memerlukan wadah. Tuhan ingin bekerjasama dengan manusia, contoh Maria. Jadi, hal-hal yang mempengaruhi Tuhan untuk melepaskan ‘benih Ilahi’ itu adalah:

  1. Kita harus menyiapkan wadah.

Dalam Matius 1:18-25, Maria menyiapkan wadah, yang tidak lain adalah kandungannya sendiri. Saat itu Maria masih remaja dan belum bersuami. Dan resiko wanita Yahudi yang hamil di luar nikah pada jaman itu adalah dilempari dengan batu sampai mati. Maria mengetahui akibat dari hal ini.

Saat pengharapan kita pada Tuhan, apapun resikonya, Dia atur segala sesuatunya.

Maria tahu, akibat dari hal ini adalah dapat berakibat hukuman mati, tapi Maria berkata, “Sesungguhnya aku ini adalah hamba Tuhan; jadilah padaku menurut perkataanmu itu.” (Lukas 1:38).

Adakalanya Tuhan mencari ketaatan lebih dari kemampuan kita. Contoh: Nuh (Kejadian 6) diperintah Allah untuk membangun sebuah bahtera dengan panjang 300 hasta, lebar 50 hasta dan tinggi 30 hasta di atas sebuah gunung. Dan Nuh melakukan seperti yang diperintahkan Allah. Hanya taat melakukan pembuatan bahtera itu.

Dari dalam diri kita harus ada memancarkan kehidupan kepada orang lain. Dalam Yohanes 7:38, wadah kita itu adalah hati yang tidak lain adalah rahimNya Allah (tempat mengandung janji-janjiNya). .

  1. Jangan takut (Matius 1:20).

Jangan takut dengan situasi apapun. Sekalipun banyak orang mengatakan bahwa tidak ada jaminan. Akan tetapi bersama Yesus ada jaminan akan pengharapan. Ketakutan itu membuat kekuatan kita berkurang. Waktu ketakutan itu datang, arahkan hati dan pandangan kita pada Yesus, yang memberi kemenangan (ada jalan keluar).

Jika kita memiliki ‘benih Ilahi’ maka kita akan memiliki keberanian sama seperti Bapa kita di sorga yang berani mengatakan kebenaran.

  1. Tunduk pada kehendak Allah (Matius 1:24-25).

Tidak ada benih manusia di sana Yusuf tidak bersetubuh dengan Maria, sampai Anak yang dikandung Maria itu lahir. Dia tidak mau mencemarkan apa yang sedang Tuhan kerjakan. Artinya, Yusuf tunduk pada kemauan/kehendak Allah dan bukannya kemauannya sendiri.

Selama ‘benih Ilahi’ itu ada pada kita, kita memiliki pengharapan yang besar dengan Tuhan. Apapun yang terjadi Tuhan pasti bersama-sama dengan kita.

“Pengharapan itu adalah sauh yang kuat dan aman bagi jiwa kita,
yang telah dilabuhkan sampai ke belakang tabir,”

(Ibrani 6:19)

 

Mengatasi krisis

Pdm. Luther Dias
5 Nopember 2006

“Mengatasi Krisis”

Bacaan Firman Tuhan: Mazmur 143:1-8

Hal yang normal terjadi dalam kehidupan kita, hari lepas hari, adalah mengalami krisis. Krisis ini dapat terjadi kapan saja dan dengan siapa saja. Krisis dalam terjemahan Inggris “Crisis” yang berarti “masa gawat atau saat genting atau terjadi kemelut dalam hidup.”Setiap kita dapat saja mengalami krisis tapi kita tidak perlu takut/khawatir Tuhan kita adalah Tuhan Penolong. Dia berfirman bahwa Dia (Tuhan) buka jalan, saat tiada jalan. Selama kita berjalan bersama Tuhan tidak ada kata putus asa melainkan pasti ada jalan keluar terhadap setiap krisis (masalah) dalam hidup kita.

Respon kita akan masalah menetukan siapa kita! Saat krisis itu datang kita – sebagai manusia rohani – tidak bertanya “Kenapa hal ini terjadi,” tapi “Saya belajar apa dari semua yang terjadi ini?” Ketika datang persoalan/krisis dalam hidup kita dan kita bertanya, “Kenapa?” sebenarnya kita sedang mencurigai seseorang. Dan jika pertanyaan yang sama kita ajukan ke Tuhan, ini tidak lain dengan kita pun sedang mencurigai Tuhan. Sebaliknya, ketika datang krisis dan bertanya, “Saya belajar apa dari semua yang terjadi?” Hal ini akan membuat kita “mendapatkan sesuatu” dari Tuhan, dalam berbagai hal yang datang dalam kehidupan kita.

Ayub 28:28; “tetapi kepada manusia Ia berfirman: Sesungguhnya, takut akan Tuhan, itulah hikmat, dan menjauhi kejahatan itulah akal budi.” Kata “Tuhan” dalam ayat ini adalah “Adonai” yang berarti “Sang Pemilik.” Jadi, segala yang ada di muka bumi (termasuk alam semesta ini) adalah milikNya Tuhan.

Hakim-hakim 16:27-31

Selama 20 tahun Simson menjadi hakim atas Israel, baru sekali ini Simson memanggil Tuhan dengan sebuatan “Adonai” atau Sang pemilik hidupnya. Orang yang dipakai sebagai nazir Allah yang luar biasa semasa hidupnya, tapi di akhir hidupnya menjadi “lawakan” bagi musuh-musuhnya. Ini adalah akibat dari mengandalakn diri sendiri dan bukannya mengandalkan Tuhan. Saat Simson mengakui Allah adalah pemilik hidupnya, oleh Alkitab ditulis bahwa ia membunuh lebih banyak dari yang dibunuhnya semasa hidupnya. Hal yang sama juga buat kita, ketika kita mengakui Tuhan dan keberadaanNya sebagai Adonai, Sang Pemilik hidup kita, yang didalamnya termasuk harta, kekayaan, kekuatan dan pelayanan kita; maka akan ada hasil dua kali lipat daripada ketika kita hanya memakai kekuatan kita sendiri.

Markus 10:28-31

Ini adalah kisah dari seorang anak muda yang kaya raya, yang bertanya kepada Tuhan Yesus tentang bagaimana caranya agar menjadi pengikut Tuhan. Jawaban Tuhan ternyata di luar perkiraannya dan mengejutkannya; dimana Tuhan mengatakan bahwa dia harus menjual seluruh hartanya barulah ia dapat mengikut Tuhan. Jawaban Tuhan itu membuatnya sedih sebab banyak hartanya. Dia tidak menyadari bahwa Allahlah sang empunya segala sesuatu termasuk segala harta kekayaannya. Ketika kita meninggalkan segala sesuatunya dan mengikut Tuhan, maka Tuhan, yang adalah Adonai itu, akan memperhitungkan semuanya dan menerima kembali seratus kali lipat. Dia Tuhan dan Dia sanggup melakukannya bagi kita!

Krisis boleh saja datang dalam kehidupan kita, tapi ketika kita berjumpa dengan Tuhan, Adonai itu, kita pasti aman sebab Dialah empunya segala sesuatu, termasuk kehidupan kita ini. Agar tidak terjadi krisis, ada beberapa langkah, yaitu:

  1. Ayat 1-2; Doa dengan sikap hati yang benar/murni.

Datang pada Adonai dengan doa yang disertai sikap hati yang benar. Tidak ada motivasi yang lain waktu menghadap Adonai, selain Tuhanlah pemilik segala sesuatu dan yang sanggup menolong kita kapan saja. Inilah doa yang dijawab Tuhan! Jangan kita datang berdoa, supaya Tuhan membalaskan dendam kepada orang yang telah menyakiti hati kita. Atau juga, berdoa tapi dengan memerintah Tuhan melakukan kehendak kita. Tapi milikilah sikap hati yang benar seperti Musa, saat bangsa Israel yang dipimpinnya memberontak, Musa berdoa agar jangan Tuhan menghapus nama bangsa itu tapi hapus saja namanya dari kitab kehidupan. Dalam doanya, Musa tetap mempertahankan umat pilihan Allah tersebut.

Kita yang adalah anak-anak Allah, kita pun harus berbuat hal yang sama. Saat ada orang yang menyakiti kita, kita datang pada Tuhan dan meminta belaskasihan Tuhan tercurah untuk orang tersebut. Milikilah sikap hati yang murni! Dalam kitab Wahyu, sorga itu seperti lautan kaca yang bening. Dalam beberapa literature, disebutkan bahwa kaca yang bening adalah kaca murni yang sama sekali tidak membiaskan cahaya yang masuk/melewatinya. Hal yang sama yang Tuhan mau, agar kita juga menjadi orang yang tidak membiaskan apa yang baik dari Tuhan. Apa yang kita ucapkan melalui bibir kita harus sama dengan apa yang dikandung hati kita. Itulah doa dengan sikap hati yang benar/murni. Dan otomatis Tuhan akan menyatakan PribadiNya dalam Jehovah (Allah yang menyatakan diri) dan Elohim (Allah yang dahsyat). Apapun persoalan/krisis, dalam Tuhan , pasti ada jalan keluar.

  1. Ayat 3-5. Ingat selalu akan Firman Tuhan

Ada banyak kita ketika menghadapi krisis membuat kita lupa akan keberadaan kuasa Firman, dan yang tinggal dalam pikiran kita tentang bagaimana kita dapat membalas dendam pada orang yang telah menyakiti kita. Kita terbiasa membiarkan “daging” kita merespon terlebih dahulu. Jelas ini bukan kehendak Tuhan, melainkan yang diinginkan Tuhan adalah kita dapat mengatasi krisis dengan selalu mengingat akan Firman Tuhan. Hari ini, adakah Firman Tuhan dalam hidup kita?

Saat Firman Tuhan itu ada dalam hidup kita, krisis boleh saja datang, tapi yang keluar dari kita adalah berkat kehidupan Tuhan. Kita yang masih hidup dalam dunia ini, tidak ada yang kebal dosa! Saat kita tidak selalu mengingat FirmanNya (berjaga-jaga), maka yang masuk dalam kehidupan kita hanya sampah-sampah duniawi. Sebagai anak-anak Allah, ketika orang lain menyakiti kita, maka ada kemampuan Tuhan dalam kita yang memampukan kita untuk dapat melepaskan berkat pengampunan. Ucapkanlah syukur, sebab dibalik itu semua ada berkat besar yang Tuhan siapkan.

  1. Ayat 6. Terbuka dengan Tuhan.

Hari ini, yang tahu kedalaman hati kita hanya diri kita sendiri dan juga Tuhan, bukannya suami/isteri, gembala/pemimpin rohani kita sekalipun. Ketika menghadapi krisis, yang TUhan inginkan kita terbuka dihadapanNya (ada sikap hati yang murni). Jangan mengharapkan kita akan dipenuhi dengan kapasitas Allah kalau kita tidak terbuka denganNya. Mari robek “hati kita” untuk Tuhan mencurahkan anugerahNya.

  1. Ayat 6b. Miliki rasa lapar dan haus akan Tuhan terus-menerus.

Sadarkah kita bahwa dalam ibadah kita itu ada mengandung janji? Sebab dalam ibadah ada rahasia agung yaitu Kristus ada dalam kita dan Kristus ada ditengah-tengah kita. Kristus yang adalah pengharapan akan kemuliaan (Kolose 1:27). Jadi, saat kita datang beribadah mari datang dengan rasa lapar dan haus akan janji-janji Tuhan. Jangan menjadi bilangan orang-orang yang meremehkan ibadah. Sebab Alkitab mengatakan, “Segala yang dikerjakan orang yang demikian tidak akan berguna apa-apa.”

  1. (Ayat 8). Datang pada kasih setia Tuhan (anugerah dan kebenaran).

Untuk dapat mengatasi krisis, kita harus datang pada kasih setia Tuhan sebab itu kekal adanya. Kasih manusia itu terbatas, tapi kasih Tuhan selama-lamanya. Dalam terjemahan Inggris ditulis, “Mercy” dan Truth” yang artinya “Anugerah’ dan “Kebenaran”. Hanya anugerah dan kebenaranlah yang dapat mengatasi segala krisis dalam hidup kita. Dan Yesuslah Anugerah dan Kebenaran itu, Sang Adonai.

Tidak ada yang baik dalam kehidupan kita, tapi oleh anugerahNya kita ditebus sehingga menjadi orang-orang yang dibenarkan/mendapat anugerah. Oleh karenanya datang padaNya, Sang Adonai, setiap saat untuk menerima anugerah dan kebenaran, kasih dan setiaNya sebab itu kekal selamanya.

Sekalipun kita tidak setia, Dia tetap setia! 

 

PERKENANAN TUHAN June 1, 2008

Pdm. M. Luther Dias
8 Oktober 2006

“PERKENANAN TUHAN”

Bacaan Firman Tuhan : Amsal 22:1

Dalam kehidupan kita, ada beberapa peristiwa yang membuat kita menjadi bingung dan kita tidak mengerti. Tetapi semuanya itu untuk menunjukkan kepada kita pentingnya bergantung sepenuhnya pada Tuhan. Sebab hanya Dia-lah TUHAN, yang mengerti segala sesuatu. Kita wajib bergantung dan berserah padaNya, dan bukannya menjadi orang yang sok tahu.

Keinginan setiap manusia adalah memiliki nama baik dan dikasihi orang lain. Tapi tahukah Saudara, bahwa kedua hal di atas hanya dapat memuaskan jiwa saja? Sebab ketika orang-orang di sekitar mulai tidak mengasihi dan mengusik nama baik kita, maka mulai timbul perasaan marah, jengkel, dan lain sebagainya.

Amsal 22:1, ”Nama baik lebih berharga daripada kekayaan besar, dikasihi orang lebih baik dari pada perak dan emas.” Tetapi ada hal yang lebih baik dari kedua hal tersebut, yaitu mendapat ”perkenanan Tuhan”. Hanya yang dikenan Tuhan yang memiliki nama baik dan dikasihi Tuhan dan sesama. Satu hal yang pasti, tanpa perkenanan Tuhan semua yang kita kerjakan akan menjadi sia-sia.

Ester 4:15-17; 5:1-2

Tuhan mempunyai rencana dalam kehidupan pertobatan setiap kita. Dari bacaan di atas, kita mendapati bahwa Ester diangkat menjadi ratu untuk menyelamatkan bangsa Yahudi dari nafsu jahat Haman. Begitu juga dengan kita, Tuhan mempunyai rencana besar atas kehidupan kita, yaitu untuk menyelamatkan bangsa kita. Hari ini, Saudara mungkin baru pertama kali datang beribadah, tapi mungkin ini adalah waktu dimana Tuhan mau memulihkan kehidupan Saudara dan menjadi berkat bagi orang lain. Ada maksud Allah dalam setiap situasi dan kondisi yang terjadi di kehidupan kita.

Sama halnya dengan Ester yang datang menyentuh ”tongkat emas” raja itu, begitu juga setiap kita ketika mendapat perkenanan Allah, Raja di atas segala raja. Tongkat emas berbicara tentang anugerah, kuasa dan kasih sayang Tuhan bagi kita. Sebab tongkat emas itu hanya diberikan kepada orang-orang yang mendapat perkenanan raja. Yang harus kita lakukan adalah datang ke tahta kasih karunia dan menyentuh ujung ”tongkat emas” itu.

Inti dari puasa Ester adalah mendapat perkenanan raja, bukan semata untuk keselamatan bangsa Yahudi. Demikian juga fokus kita ketika datang beribadah adalah mendapat perkenanan Tuhan dan bukan sekedar mencari berkat.

Empat hal untuk mendapat perkenanan Tuhan dalam Nehemia 20:39-44, yaitu :

  1. Ayat 39: nilai sebuah ibadah

Hal pertama yang membuat kita tidak mendapat perkenanan Tuhan adalah kita masih ”menyembah berhala.” Berhala masa dulu adalah batu dan pohon, tapi berhala masa kini adalah siaran televisi, uang, suami/istri, keluarga, dan hal-hal lain yang kita sukai lebih dari pada Tuhan. Untuk mendapat perkenanan Tuhan, kita harus mengerti esensi sebuah ibadah, sebab ibadah seharusnya merupakan sesuatu yang membuat kita bergairah (exciting).

1 Timotius 3:16, Ada sebuah rahasia agung di dalam ibadah. Banyak kita tidak menyadarinya karena kita tidak beribadah dengan sungguh-sungguh (sekedar memanaskan kursi raja). Kolose 1:27, Kristus ada di dalam kita, artinya kita ada di dalam Dia dan Dia ada dalam kita. I Timotius 4:8, ibadah berguna dalam segala hal karena ibadah mengandung janji, tergantung sikap hati kita dalam ibadah. Ibadah yang benar dan mendapatkan perkenanan raja (Yehezkiel 20:40). Jika kita hidup dalam kebenaran tapi semuanya berjalan lambat, jangan coba memaksa mempercepat waktunya. Mungkin kita sedang menjalani proses mengandung menurut waktunya Tuhan. Ibrani 10:25, jangan kita menjauhkan diri dari pertemuan-pertemuan ibadah kita.

  1. Ayat 42: Mengerti tujuan Tuhan dalam hidup kita

Selama kita mendapat perkenanan Tuhan, maka Tuhan akan membawa kita dalam janjiNya sehingga kita tetap berjalan denganNya menuju ke tanah perjanjian. Tuhan akan memimpin kita ke negeri yang dijanjikan. .

  1. Ayat 43: Ingat siapa kita sebenarnya

Jangan sombong ketika kita mendapat janji Tuhan. Orang yang sombong/angkuh, tidak mendapat tempat dalam hadirat Tuhan. Tetapi orang yang rendah hati, yaitu orang yang menjauhi dosa dan senantiasa mengucapkan syukur atas segala hal yang diberikan, akan mendapat perkenanan Tuhan, Raja di atas segala raja.

  1. Ayat 44. Tunggu waktu Tuhan, jangan mendahului Tuhan

Kita harus mengerti waktu Tuhan dalam hidup kita, sebab waktu Tuhan yang menentukan segalanya. Segala rencana kita dapat terealisasikan bila bertepatan dengan waktu Tuhan. Yang harus kita lakukan adalah menunggu waktu-Nya. Ketika masalah/problem menghadang, ikuti tuntunan Tuhan, sebab Dia-lah yang menentukan masa dan waktu. Tuntunan Tuhan itu nyata! Juga jangan menilai orang lain menurut cara pandang kita, tapi gunakan cara pandang Tuhan.

Marilah kita datang dengan penuh keberanian untuk menyentuh ujung tongkat emas dari Raja di atas segala raja, untuk mendapatkan perkenanan Tuhan. Amin.

”Sebab itu marilah kita dengan penuh keberanian menghampiri tahta kasih karunia, supaya kita menerima rahmat dan menemukan kasih karunia untuk mendapat pertolongan kita pada waktunya,”
(Ibrani 4:16)

 

Anointing

Pdm. M. Luther Dias

6 Agustus 2006

“Anointing”

Bacaan Firman Tuhan: Kejadian 28:10-22

Nama Yakub berarti penipu. Sebuah nama yang tidak bagus untuk didengar, bukan? Menilik dari hal di atas, kehidupan kita pun sebenarnya tidak jauh berbeda dengan kehidupan Yakub. Tidak berarti apa-apa. Kehidupan masa lalu kita tidak ada artinya buat Tuhan, tapi oleh kasih karuniaNyalah kita boleh mendapatkan “rasa berarti” itu dihadapanNya. Kita dijadikan berarti oleh Tuhan!
Firman Tuhan hari ini adalah mengisahkan – ketika – Yakub tiba disebuah tempat (yang akhirnya dinamainya Betel : Rumah Allah, ayat 17-18). Yakub pun tidur di situ dengan menggunakan sebuah batu sebagai alas kepalanya. Tampaklah, dalam mimpinya itu, ada sebuah tangga yang ujungnya sampai ke langit dan para malaikat naik-turun di tempat itu.
Ayat 13. “Berdirilah TUHAN di sampingnya dan berfirman: “Akulah TUHAN, Allah Abraham, nenekmu, dan Allah Ishak; tanah tempat engkau berbaring ini akan Kuberikan kepadamu dan kepada keturunanmu.” Kita lihat Yakub tidur di atas sebuah batu, batu ini disebut “batu impian”. Setelah keesokan harinya, Yakub bangun dan mengambil batu tersebut membuat tugu serta menuang minyak ke atasnya, ini disebut dengan “batu pengurapan.”
Ini berarti, Pengurapan itu Tuhan mau ada dalam kita. Tanpa pengurapan Tuhan, tidak satu pekerjaan yang dapat dikerjakan. Hanya pengurapan Tuhan yang dapat menjaga setiap kita. Dan mimpi yang sejati itu adalah bukan mengutak-atik dalam pikiran kita (mengkhayal), tapi yang keluar dari kerinduan hati kita yang terdalam; apa yang kita rindukan dari Tuhan.
Kita tidak bisa menguji sumber-sumber Allah, kalau kita tidak pernah mencoba sesuatu yang mustahil. Mari bermimpilah yang besar, sebab Allah kita adalah Allah yang besar! Dan yang sanggup melakukan semuanya ini adlaah adanya pengurapan Tuhan dalam hidup kita, tentunya. Sebab tidak ada perkara yang mustahil bagi Allah. Permasalahannya, adalah kita tidak tahu / tidak sadar, ada pengurapan itu dalam kita.

Pengkhotbah 3:11
Alkitab jelas menulis, bahwa Ia, Yesus kita, membuat segala sesuatu indah pada waktunya. Sebab rancanganNya adalah rancangan masa depan yang penuh harapan, bukannya rancangan kecelakaan.
Kalau hari ini, masih ada mimpi kita yang belum tergenapi ini karena :
a. ada waktu Tuhan, untuk saudara, dan / atau
b. kita masih hidup dalam “kedagingan” kita.
Kerinduan Tuhan adalah Ia mau memberikan kekekalan bagi kita, umatNya. Hal-hal yang kekal Tuhan mau berikan bagi kita. tapi banyak kali kita hidup dalam hal-hal duniawi, seperti : kedudukan, promosi, untuk dipuji dan dihargai orang lain. Kita melenceng dan tidak mencari hal-hal yang kekal.
Kita memang tidak dapat menyelami pikiranNya dan segala pekerjaan Tuhan, tapi yang dapat kita lakukan adalah mendengar apa kata Firman Tuhan dan melakukanNya, hari ini juga! Dengan Tuhan, kita akan melakukan perkara-perkara yang besar. Sebab dalam setiap kita, ada potensi-potensi khusus yang kasih bagi kita. ini hanya soal waktu. Tuhan menginfuskan kekekalan (urapan) itu dalam hidup kita. kita harus mengejar dan merebutnya. Contoh : Simson (Hakim-hakim 15:14). Ketika urapan Tuhan turun atasnya, dengan berbekal rahang keledai, Simson membunuh seribu orang Filistin. Hari ini sama, kalau urapan itu turun atas kita, apa yang sederhana ada di tangan kita, itu akan memukul seribu musuh dihadapan kita. Jika banyak (seribu) masalah datang, pakai yang sederhana yang ada pada kita, yaitu kita punya Tuhan, kita punya iman, pengharapan dan kasih. Pakai itu untuk memukul “musuh-musuh” kita.
Pengurapan itu akan membuat batu impian itu menjadi tugu pengurapan, tapi juga harus diimbangi dengan karakter! Efesus 3:20, ”Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita.” Ketika pengurapan itu turun atas kita, maka Tuhan akan melakukan jauh lebih banyak dari apa yang kita minta dan doakan.
Kata “annointing” itu berasal dari kata “Charis” atau kharisma. Definisi urapan, yaitu : kesanggupan Tuhan untuk kita dapat menjalankan apa yang Dia perintahkan.

Bagaimana urapan itu dapat turun ?
1. Urapan itu turun dengan sendirinya; sejalan dengan tugas dan panggilan, jabatan dan rencana Allah, dalam hidup kita. Misalnya :
Saat kita dipanggil menjadi guru, urapan guru itu turun mengikuti kita (begitu juga gembala, nabi, penginjil atau juga saat diangkat menjadi koordinator). Urapan itu turun sesuai dengan tanggung jawab. Artinya, saat seseorang diberikan sebuah tanggung jawab, maka urapan itu pasti mengikutinya. Dan ketika kita tidak bertanggungjawab dengan sepenuh hati, kita sebenarnya melecehkan pemberian Tuhan dalam hidup kita. Roma 12:6-8, kita dipanggil, dalam jawatan dan tugas rencana Tuhan, urapan Tuhan turun mengikuti.
Jangan minder, sebab yang sederhana ditangan Simson dapat dipakai untuk mengalahkan seribu musuh. Mungkin kita berkata, kita hanya memiliki pengharapan atau iman yang kecil, tapi itu dapat memindahkan gunung yang besar, kata Tuhan. Alkitab menulis, Iman yang kecil memindahkan gunung, sedangkan iman yang besar mengalahkan dunia.
Bilangan 11:16-17, ketika para tua-tua itu diangkat (tanggung jawab diberikan) urapan itu langsung turun. Belajar bertanggungjawab dengan bersama-sama (ada tim).
2. Kita harus punya asosiasi (kedekatan dengan orang-orang yang punya pengurapan sejenis). Saat kita dekat dengan orang-orang yang punya urapan sejenis, urapan itu bisa transfer. Pengurapan bisa transfer, tapi karakter tidak dapat ditansfer, tapi melalui proses. Contoh :
– Kisah 4:13, Petrus dan Yohanes. Mereka pernah berasosiasi dengan Yesus.
– II Raja-raja 3:11-12  Elia dan Elisa. Mereka bergaul.
– Matius 25:14,18  Seorang tuan yang memberikan talenta kepada hamba-hambanya (perumpamaan tentang talenta).
Kita harus tahu dengan siapa kita bergaul. Alkitab menulis, pergaulan yang buruk merusak kebiasaan yang baik (I Kor. 15:33). Tuhan Yesus berkata, kalau kamu menuruti perkataanKu, kamu bahkan akan melakukan perkara-perkara yang lebih besar dari yang Aku lakukan (Yoh. 14:12).

Survei tentang alasan-alasan orang-orang yang dapat menjadi pemimpin :
a. Bakat alami  hanya 5 %;
b. Adanya krisis/masalah (yang memunculkan pemimpin)  10 %, dan
c. Adanya pengaruh dari pemimpin lain  85 %.
Hidup yang penuh kuasa adalah sebuah hidup yang membuat hidup orang lain menjadi lebih indah.

I Yohanes 2:27a,

“Sebab di dalam diri kamu tetap ada pengurapan

yang telah kamu terima dari pada-Nya.”

 

Empat Tingkat Hubungan dalam Kerajaan Allah May 31, 2008

Pdm. Luther Dias

16 Juli 2006

“Empat Tingkat Hubungan dalam Kerajaan Allah”

Bacaan Firman Tuhan: Yohanes 15:1-8

Ayat !, “Akulah pokok anggur yang benar dan Bapa-Kulah pengusahanya.” . Yesus adalah pokok dari segala-galanya, baik itu pokok berkat, pujian, pemulihan dan segalanya. Oleh karenanya, “menempellah” pada pokok Itu. Kita yang bukan bangsa Israel ini merupakan cangkokkan saja. Jadi kalau Bapa tidak menyayangkan yang “dahan” atau “ranting” asli (orang Israel sendiri) apalagi kita, yang hanya cangkokkan saja. Kita yang mendapat kasih karunia ini, marilah kitta tinggal dalam kebenaran Firman Tuhan; “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu…” (ayat 4a). Dan kalimat ini diulang beberapa kali, ini berarti Allah sedang serius dengan perkataan ini.

Kalimat di atas menggambarkan “suatu hubungan, antara kita (manusia) dengan Allah.”

Dalam terjemahan lain, ayat 1 ini, ditulis dengan “My Father business” atau bisnis BapaKu.” Berarti kita sedang berada dalam bisnis Bapa kita di sorga; begitu juga dengan gereja ini. Yang dimaksudkan adalah bahwa Gereja adalah tempat menyatakan kemuliaan Allah dan Kerajaan Allah harus hadir di situ. Sebagai cabang/ranting, kita harus tinggal melekat (menjadi bagian yang tidak terpisahkan) atau punya hubungan yang baik dengan pokok itu. Sehingga kita dapat berbuah banyak. Saat kita menjadi satu dengan Tuhan, maka kita akan berbuah banyak. Sebaliknya, saat hubungan kita rusak, kita akan seperti ranting kering yang akan dicampakkan ke dalam api.

Saat Alkitab menulis tentang “uang” tidak serta-merta itu hanya berbicara tentang uang (dalam arti materi) saja. Jadi, jangan kita membangun hubungan atas dasar uang secara nominal. Sebab uang bukanlah segalanya.

Lukas 16:10-15

Dari bacaan dalam ini ada 7 hal yang dapat mewakili uang, yaitu :

  1. Kesetiaan
  2. Kebenaran
  3. Kejujuran
  4. Integritas
  5. Pengabdian
  6. Kasih
  7. Iman (juga berbicara tentang hati)

Milikilah hubungan yang benar dengan Tuhan dan sesama bukan hanya berdasar pada nominal (uang). Hubungan yang dibangun atas dasar uang, bisa hancur.

Ada 4 (empat) tingkatan hubungan dalam Kerajaan Allah, yaitu :

I. Hubungan Tingkatan Suka.

Merupakan tingkatan orang-orang percaya yang belum dapat memberi apa-apa. HubunganNya dengan Tuhan baru sebatas hanya pada selera (cita rasa). Fokus dalam beribadah lebih karena pujian penyembahannya (juga musik) yang wah, suasana ibadah yang ada demontrasi kuasa Allah yang besar. Lebih berfokus pada yang kelihatan saja. Orang yang ada pada tingkatan ini adalah punya sikap suka membanding-bandingkan!

Contoh tingkatan ini adalah dalam II Raja-raja 5:9-15. Naaman masih membanding-bandingkan, keinginannya adlah dengan cara-cara yang spektakuler ayat 11-12). Bila fokus kita dalam ibadah salah, maka kita tidak dapat menikmati jamahan Tuhan, yang muncul justru marah, jengkel dan rasa tidak senang.

II. Hubungan Tingkatan Cinta

Pada tingkatan ini, orang sudah mulai memberi tapi masih menuntut balasan. Contoh : ketika berdoa, kita bilang, “Tuhan, saya cinta Tuhan! Tapi, mana janjimu Tuhan. Sudah bertahun-tahun mana hasilnya, Tuhan?” kita menuntut. Firman Tuhan menulis, “Tinggallah di dalam Aku dan Aku di dalam kamu..” berarti tinggallah dalam Tuhan dan Tuhan yang akan menyediakan bagian-bagian (porsi) kita. kita lihat, cabang tidak dapat hidup dari dirinya sendiri, ia membutuhkan pokok itu. Saat kita menuntut Tuhan, yang adalah pokok itu, kita sebenarnya sedang memisahkan diri kita dari pokok itu. hal yangjustru membuat “daun” kita menjadi layu, lalu kering. Yang akan membuat kita, dikumpulkan lalu dibuang ke dalam api. Terus menempel atau tinggallah (menjadi satu kesatuan) dalam Tuhan. Akan ada suplai terus-menerus dalam kehidupan kita. jangan menuntut.

Allah kita adalah Allah yang menyediakan! Kita berbuah banyak, agar Bapa kita di sorga dipermuliakan.

III. Hubungan Tingkatan Kasih

Tingkatan ini adalah memberi dari kekurangan dengan prioritas yang benar. Contoh: janda di Sarfat dalam I Raja-raja 17:1-16. Apapun yang kita miliki berikanlah terlebih dahulu untuk Tuhan maka semua yang kita miliki (biar sedikit) akan Tuhan cukupi! “Tepung dalam tempayan itu tidak habis dan minyak dalam buli-buli itu tidak berkurang seperti firman TUHAN yang diucapkan-Nya dengan perantaraan Elia”, (ayat 16).

IV. Hubungan Tingkatan Kasih Karunia

Ini adalah dimana kita memberikan segalanya termasuk hidup kita tanpa menuntut balas. Fokusnya hanya memberi. Contoh: Tuhan Yesus yang telah memberikan segalanya bagi kita lewat pengorbanan di kayu salib sehingga Bapa mengaruniakan kerajaan kekal baginya dan kita yang percaya kepadaNya akan menerima kasih karunia demi kasih karunia (Yohanes 1:16 – terjemahan lainnya: lapisan kasih karunia).

Ketika kita masuk dalam kasih karunia Tuhan, jika kita sadar bahwa semuanya yang kita miliki adalah anugerah; kita adalah penilik (pengelola) dan Bapa-lah pemilikinya. maka Kerajaan itu akan diberikan bagi kita juga. Kita akan ikut memerintah dalam Kerajaan Allah, Bapa kita di sorga. Kita adalah orang kepercayaanNya dalam kekekalan!

 

Tuhan tetap di Sion

Pdm. Luther Dias

11 Juni 2006

Tuhan tetap di Sion

Bacaan Firman Tuhan: Yoel 3:12-21; Zefanya 1:1-7

Ini adalah waktu dimana Tuhan sedang memurnikan gerejaNya. Ini adalah waktu pemurnian (juga atas kota dan bangsa kita). Sebab hari-hari ini umat Tuhan (baca = gereja) lebih menyibukkan dirinya dengan jadwal, program, acara, serta banyak kegiatan, dengan mengabaikan hal yang terpenting, yaitu kita melupakan Tuhan atau tidak mencari wajahNya.

Meskipun kita lupa mencari Tuhan dan menanyakan petunjuk-petunjukNya, tapi Tuhan bisa buat apa saja untuk menarik kita padaNya. Dalam Yoel tadi, Tuhan akan menanti menghakimi kita di lembah Yosafat. Lembah Yosafat adalah lembah berkat. Dan harihari ini adalah waktu penuaian besar juga atas bangsa kita. Tapi, lembah Yosafat juga disebut dengan lembah penentuan. Ini berbicara tentang disamping ada berkat dan tuaian besar, juga ada ujian yang besar pula bagi gereja. Baik itu saat kita sedang berkekurangan maupun berkelimpahan, ujian itu tetap ada.

Yoel menulis ada 2 berita di sini. Yang pertama; berita baiknya adalah dimana ada tuaian/kelimpahan dan berkat yang besar di dalam kehidupan kita (ay.12-13). Yang kedua; berita tidak baiknya adalah bahwa ada orang-orang kunci (anak-anak Tuhan) bahkan para pemimpin-pemimpin rohani yang ”kelihatan pudar (menghilang) cahaya” ditengah-tengah kelimpahan berkat.

Sedangkan dalam Zefanya 1:5, Aku akan menyapu bersih siapa saja yang naik ke atap untuk menyembah matahari, bulan dan bintang-bintang. Akan Kulenyapkan pula mereka yang menyembah Aku dan bersumpah setia kepada-Ku, tetapi juga bersumpah demi nama Dewa Milkom (BIS). Ini berbicara mengenai pada hari-hari ini, ada banyak orang-orang percaya (anak-anak Tuhan) bahkan para pemimpin ”menyembah” kepada orang-orang yang cahanya seperti ” matahari, bulan dan bintang-bintang”. Ini yang membuat Tuhan marah. Kita yang seharusnya menyembah Dia, Tuhan, tapi malah memilih menyembah para hamba-hamba Tuhan yang sebenarnya mendapat anugerahNya. Mari selidiki, apakah kita juga termasuk bilangan orang-orang itu.

Kita boleh menghormati para hamba-hamba Tuhan yang diurapi. Tapi ketika kita bergantung kepada mereka lebih dari kebergantungan kita akan Tuhan; ITU ADALAH PENYEMBAHAN BERHALA!

Kita sedang hidup di zaman anugerah. Kita harus menggunakan anugerah yang ada dengan sebaik-baiknya, sebab kita tidak tahu sampai kapan anugerah itu diberikan pada kita. Seperti Saul yang hanya mendapat satu kali kesempatan (Ibrani 12:16-17).

Jangan mencobai Tuhan, sebab Tuhan tidak bisa dipermainkan. Ketika kita merasa diri kita mampu (mengandalkan kekuatan diri sendiri) dan bukannya pada Dia, Tuhan; maka kita sebenarnya menjadi orang yang menyia-nyiakan anugerah (undangan); seperti dalam Lukas 14:15-24.

Mazmur 122:1-4. Ada 3 bukit ”yang bersambung rapat” di Yerusalem, yaitu :

  1. Gunung Ofel, artinya aktifitas/kegiatan. Banyak kali ketika pertama kali lahir baru, kita sibuk dengan kegiatan. Saat kelahiran baru, roh kita yang diselamatkan. Sedangkan jiwa kita melalui baca Firman Tuhan, renungkan dan ambil sarinya lalu jadi rhema.

Ketika kita beraktivitas/melakukan pekerjaan dengan kekuatan kita sendiri dan bukannya mengandalkan Tuhan, kita sebenarnya sedang bekerja dibawah kutuk (Kejadian 3:17-19). Baru dalam Kejadian 5:28-29, saat Nuh lahir oleh Lamekh, ayahnya, merupakan penghiburan. Arti nama Nuh adalah ”Rest Giver”, artinya pribadi yang memberikan perhentian. Ini tidak lain merupakan gambaran dari Roh Kudus. Bahkan ketika Nuh disuruh Tuhan membangun bahtera di atas gunung, hingga mengumpulkan hewan berpasang-pasangan. Nuh pasti berpikir bagaimana caranya mengumpulkan semua jenis hewan yang ada dan membedakan mana yang jantan dan betina. Tapi Allah yang melakukan semuanya itudan Nuh hanya sebagai usher di pintu bantera.

Artinya, jangan kita merasa mampu dengan kekuatan kita. Tidak sampai disitu saja, Allah yang mengerjakan bagi kita (Yesaya 26:7-12).

  1. Gunung Moria, artinya Vision of JEHOVAH atau visi yang dari Allah. Gunung dimana kita melihat visi yang dari Allah (penyediaan Tuhan).

Matius 3:25-34, dimana kata ”didandani” dalam bahasa aslinya berarti ”To Invest” atau inestasi. Artinya, bapa kita di sorga telah menginvestasikan Roh KudusNya juga nyawa AnakNya yang tunggal, bagi setiap kita yang percaya kepadaNya.

  1. Gunung Sion, artinya “Mountain of light” atau gunung terang yang menerangi. Tuhan ada di tempat yang terang, itu berarti – hari ini – saat kita berada dalam ”kegelapan” maka kita butuh terangNya Tuhan yang ajaib, untuk menerangi kita. Saat kita sungguh mencari wajah Tuhan maka kemuliaan Tuhan itu akan menerangi setiap sisi dari kehidupan kita.

Yang Tuhan mau supaya kita, semua orang percaya, bersungguh hati mencari wajahNya dan hadiratNya. Itu yang menjadi kerinduanNya, bukannya aktivitas / kegiatan / cara / program. Pribadi kitalah yang yang Tuhan cari.

Berdiam dirilah di hadapan Tuhan ALLAH! Sebab hari TUHAN sudah dekat. Sungguh TUHAN telah menyediakan perjamuan korban dan telah menguduskan para undangan-Nya.

(Zefanya 1:7)

 

Kekuatan yang Diperbaharui

Pdm. Luther Dias

14 Mei 2006

Kekuatan yang Diperbaharui

Bacaan Firman Tuhan: Yesaya 40:13

Kita yang hidup di jaman ini adalah orang-orang yang spesial karena Allah memiliki tujuan dan maksud yang yang luar biasa. Menurut John Avanzini, “Ini merupakan waktu dimana Allah tidak akan menahan kebaikanNya dalam kehidupan kita” (Allah tidak akan menunda-nunda berkatNya atas kita, umat kepunyaanNya.) Orang-orang yang menanti-nantikan Tuhan, kekuatannya diperbaharui; disamping itu ada percepatan rohani, dari yang tadinya tidur, bangun lalu berjalan; yang berjalan lalu berlari; dan yang berlari menjadi terbang.

Karena ini adalah waktu dimana Allah ingin memberkati kita dan hal yang harus dilakukan adalah dengan ”perbaharuilah kekuatan kita”. Hal ini berarti adanya pertukaran kekuatan kita (manusia) dengan kekuatan Tuhan. Dengan adanya pertukaran kekuatan kita dengan kekuatan Allah, hal inilah yang memampukan kita untuk mulai berjalan dengan kuasaNya yang berbeda (mulai dari hanya tidur, lalu bangun dan berjalan, kemudian berlari hingga terbang).

Maksudnya ialah berhubung Allah telah mempersiapkan berkat-berkat itu atas kehidupan kita, maka Allah menghendaki agar kita mengambilnya dengan cepat. Alah mau kita mengalami keberkatan yang bersumber dariNya itu agar dunia tahu bahwa Yesuslah Tuhan yang sanggup melakukannya.

Kekuatan manusia terbatas adanya. Oleh karenanya kita perlu menukarkan segala kekuatan / kemampuan kita dengan kekuatan Allah yang tidak terbatas tersebut. Tetapi, acapkali kita mempertahankan keterbatasan kekuatan kita yang kecil yang tidak berarti itu dengan kekuatan Tuhan. Saat ini, Tuhan mau terjadi suatu pertukaran.

Bagaimana caranya supaya kekuatan kita diperbaharui :

Dalam Kisah 28:1-10, menjelaskan :

  1. Memiliki tuntunan sorgawi (Kisah 27:10-14)

Disini kita dapati bahwa dari kisah perjalanan Paulus bahwa ada tuntunan dari sorga buat Paulus mengenai apa yang terjadi dalam perjalanan pelayanan mereka. Tapi saat Paulus memberitahukannya ke perwira tersebut tapi sang perwira itu malah lebih mendengarkan nahkoda dan jurumudinya.

Kapal ini dapat juga berbicara tentang kehidupan kita. Artinya kita yang berjalan dengan kekuatan kita sendiri. Orang yang sangat mempercayai diri sendiri, itu sangat berbahaya. Tapi kalau kita mempercayakan perahu kehidupan pada Tuhan, sekalipun ada bahaya Tuhan berjanji pasti ada pertolongan!

Hal inilah yang membuat Paulus tidak tidak gentar dalam perjalanannya.

Memang Allah berjanji akan ada berkat yang besar, ada perkara-perkara besar, kekayaan bangsa-bangsa datang pada kita; tapi kita juga akan mengalami gelombang yang besar. Hari ini, jangan hanya percaya pada nahkoda atau jurumudi (berbicara tentang kemampuan manusia) tapi percayakanlah kapal kehidupan kita pada Yesus sebagai Jurumudinya. Orang yang dipimpin dari sorga sama halnya dengan langit terbuka (open the heaven); atau jendela-jendela sorga; atau dalam terjemahan lain disebut dengan pintu gerbang banjir.

  1. Ada terobosan.

Bayangkan! Saat kita berdiri di depan sebuah pintu air (bendungan, pintu gerbang banjir). Dan ketika pintu itu dibuka, maka air yang ada dibalik pintu tersebut akan menerobos keluar denga kekuatan yang besar dan menerjang apa saja yang dilaluinya, termasuk kita. Bahkan juga, daerah pemukiman di sekitarnya juga akan dilanda dengan air itu.

Artinya, saat Tuhan melepaskan berkat berkat-berkatNya atas kita, sebelum semuanya itu terjadi Tuhan mau menerobos seluruh bagian dalam kehidupan kita terlebih dahulu. Semuanya dengan maksud, memperbaharui kehidupan kita.

  1. Air itu akan menyergap

Saat kekuatan kita diperbaharui, bersiap-siaplah Tuhan akan menyergap kita dengan berkat-berkatNya (dalam lawatan Allah).

Hari ini sama! Saat kekuatan kita diperbaharui Tuhan, maka Tuhan akan membuka pintu gerbang banjir itu buat kita. Kita akan terkaget-kaget, tercengang-cengang dan terheran-heran dengan semua yang Tuhan limpahkan pada kita. Bersiap-siaplah untuk menerima terobosan dan sergapan yang daripada Tuhan!

Orang yang dipimpin dari sorga, orang tersebut akan mengerti kemana Tuhan sedang mengarahkan ”kapal” kehidupannya. Contoh : Yosua (Yosua 3:1-4); yang Yosua lakukan adalah membiarkan tabut Tuhan berjalan di depannya dan biarkan Tuhan yang melakukan mukjizatnya. Yusuf (Kejadian 37-42), Yusuf dalam masa mudanya adalah seorang yang biasa menggembalakan kambing domba ayahnya. Artinya, orang yang dipimpin oleh Tuhan adalah orang yang biasa untuk melakukan segala hal dari Tuhan. Hal lainnya, Yusuf oleh bapanya, Yakub, mendapat perhatian lebih dari saudara-saudara lainnya hingga membuat Yusuf tidak disukai. Dengan memberikannya sebuah jubah yang maha indah (dalam terjemahan lainnya, jubah yang berwarna-warni) sebuah jubah yang hanya biasa dikenakan para bangsawan. Jadi, sejak mudanya Yusuf diperlakukan sebagai penguasa, oleh Yakub.

  1. Memiliki perlidungan sorgawi (Kisah 28:3-5).

Hari ini pastikan, bahwa dalam kehidupan kita ada perlindungan dari sorga. Sekalipun ada banyak hal yang bergoncang, di kota dan bangsa kita, tapi percayalah ada ada kuasa perlindungan/penjagaan dari sorga.

Hari-hari ke depan, Alkitab telah menulis, tidak akan menjadi lebih baik memang. Tapi orang yang diperbaharui kekuatannya, ada perlindungan dari sorga.

  1. Memiliki kuasa sorga.

Tuhan berjanji bahwa apa saja yang diperbuat tangan kita, Tuhan akan memberkati. Tuhan melakukan perbuatan-perbuatan besar, juga melalui tangan manusia. Sebab inilah waktu dimana Tuhan sedang mencurahkan kuasa sorga atas manusia. Setiap kita yang telah diurapi Tuhan mesti bergerak bersama-sama.

Tidak ada kemuliaan bagi Allah, jika manusia bisa bekerja sendiri;

Iman dimulai saat kekuatan manusia berakhir.

 

BERKAT DARI (KUASA) KEBANGKITAN May 25, 2008

Pdm. Luther Dias

16 April 2006

BERKAT DARI (KUASA) KEBANGKITAN

Firman Tuhan : Lukas 24:1-12

Hari ini adalah hari yang sangat menentukan dalam kehidupan kita, sebab Yesus bukannya mati dan tidak bangkit lagi, tapi Dia, Yesus telah bangkit. Alam maut tidak dapat menahannya lebih lama lagi. Oleh karenanya, hari ini ada pengharapan yang besar buat kita semua. Yesus yang telah bangkit itu, datang dalam kehidupan kita untuk memulihkan (membebaskan) setiap kita, sehingga kita bukan lagi orang-orang yang tinggal dalam kegelapan tapi yang dipanggil keluar kepada TerangNya Yang Ajaib.

Ada 3 karya besar yang Tuhan buat kita, yaitu bahwa Yesus mati, Yesus bangkit dan Yesus hidup; untuk kita semua!

I Kor. 15:54-55; Dan sesudah yang dapat binasa ini mengenakan yang tidak dapat binasa dan yang dapat mati ini mengenakan yang tidak dapat mati, maka akan genaplah firman Tuhan yang tertulis: “Maut telah ditelan dalam kemenangan Hai maut di manakah kemenanganmu? Hai maut, di manakah sengatmu?” Melalui kematiaanNya, Yesus telah mengalahkan segala kuasa (sengat) maut. Hari ini seharusnya menjadi momentum untuk kita bangkit, menerima pemulihan, bersungguh-sungguh pada Tuhan. Sebab hari ini kita punya keberanian percaya bahwa Tuhan Yesus kita adalah Tuhan yang telah bangkit dan yang mengalahkan serta memporak-porandakan kerajaan maut beserta segala kuasa di dalamnya. Amin!

Adapun berkat-berkat dari kebangkitan Tuhan Yesus, antara lain:

1. Ada intervensi Allah atas hidup kita (ayat 2). Hari ini apapun ”kubur” yang ada dalam kehidupan kita, baik itu kubur keputusasaan, sakit hati atau juga keragu-raguan dan yang lainnya; ketahuilah ada intervensi Allah dalam kehidupanmu. Buktinya adalah bahwa Allah menyuruh malaikat untuk datang menggulingkan batu penutup kubur Yesus tersebut, kubur itu kosong dan ditemukan hanya kain kafan penutup tubuh Yesus saja yang ada.

Saat kita berjalan bersama Yesus, tempat kita – seharusnya – bukan berada dalam kubur keragu-raguan, keputusasaan atau juga sakit hati kita; tapi tempat kita adalah bersama-sama dengan Tuhan yang telah bangkit, menikmati segala janji-janji yang telah difirmankanNya dan menerima kemenangan demi kemenangan (lebih dari pemenang). Artinya, segala “batu” yang menghalangi berkat Tuhan sedang Tuhan singkirkan itu dari kehidupan kita.

2. Tuhan Yesus memberikan kepada kita pemberian-pemberian (Efesus 4:8; Itulah sebabnya kata nas: “Tatkala Ia naik ke tempat tinggi, Ia membawa tawanan-tawanan; Ia memberikan pemberian-pemberian kepada manusia”.) Pemberian-pemberian, dalam hal ini adalah 5 jawatan kepada gerejaNya, yaitu guru, nabi, rasul, gembala dan pengajar; dengan maksud memperlengkapi tubuh Kristus. Tidak hanya itu, kebangkitan Kristus juga membawa kelepasan bagi setiap kita dari kebiasaan-kebiasaan buruk, kuasa gelap, dan cara-cara hidup lama kita yang salah. Sehingga hidup kita diubahkan dan menerima kuasa kebangkitan itu, karena Yesus yang bangkit itu ada dalam kita.

3. Yesus mengambil kunci maut dan kunci kerajaan maut (Wahyu 1:16-18.) Saat Yesus mati dan selama 3 hari berada dalam kubur, penguasa alam maut dikalahkanNya dan kunci maut serta kerajaan maut direbut olehNya. Artinya, iblis mengalami kekalahan total. Dan Yesus yang sama, yang memegang kunci maut dan kerajaan maut tersebut ada tinggal di dalam kita. Oleh karenanya, inilah saat dimana kita dapat juga merebut orang-orang yang kita kasihi, baik itu istri, suami, anak, orangtua, kota bahkan bangsa kita dari cengkeraman iblis, sebab kunci itu ada pada Yesus, yang diam dalam setiap kita yang percaya padaNya. Juga kunci kerajaan sorga menjadi milik gerejaNya (Matius 16:19). Wow, kebangkitanNya membawa dampak yang luar biasa, bukan? Itulah kuasa kebangkitan Yesus.

4. Kesempatan untuk kita kembali kepada kasih yang semula (Wahyu 2:5; Sebab itu ingatlah betapa dalamnya engkau telah jatuh! Bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan. Jika tidak demikian, Aku akan datang kepadamu dan Aku akan mengambil kaki dianmu dari tempatnya, jikalau engkau tidak bertobat). Kebangkitan Kristus merupakan kesempatan untuk kita kembali kepada kasih yang semula. Hari ini mungkin ada diantara kita yang kadar kasihnya kita pada Tuhan yang mulai luntur; ibadah mulai seperti sebuah rutinitas; segala yang kita kerjakan menjadi biasa-biasa saja; berdoa, membaca dan merenungkan Firman sudah jarang kita lakukan. Ini merupakan kesempatan, itu berarti ada waktu dimana kesempatan itu akan diambil daripada kita (siapa tahu hari ini, adalah kesempatan yang terakhir buat kita? Tidak ada hari esok lagi buat kita.) Pikirkanlah!

Ada 3 cara untuk kita dapat kembali kepada kasih yang semula, yaitu :

  1. Remember. Ingatlah siapa kita saat awal Tuhan memanggil kita! Saat pertama kali Tuhan panggil kita, rasa-rasanya setiap saat kita mau bertemu dengan Tuhan, kita jatuh cinta (ada kobaran cinta dalam hati kita) dengan Tuhan, suka membaca dan merenungkan kebaikan Tuhan setiap saat. Jangan lupakan itu! Jangan lupakan kebaikan Tuhan! Ini yang harus menjadi komitmen kita. Yesus bangkit untuk mengembalikan cinta setiap kita, manusia, kepadaNya. Yesus bangkit untuk SAYA!
  2. Repent, (bertobat). Artinya kembali dari cara hidup yang sia-sia, kembali dari dosa kita. Hari ini jika kita masih berbuat dosa, kita SEBENARNYA tidak menghargai kebangkitan Kristus.
  3. Remove (mengangkat atau memindahkan). Saat kita menerima Yesus sebagai Juruselamat Penebus kita, hadirat Tuhan itu berdiam dalam hidup kita. Akan tetapi, jika kita tidak mengingat lagi akan kebaikan Tuhan dan tidak mau bertobat dari keberdosaan kita, maka Tuhan akan menarik “kaki dian” / hadiratNya itu dari kita yang menyebabkan kematian rohani.

Ketahuilah, bahwa Dia, Yesus Kristus, mati untuk kita karena Dia begitu mengasihi setiap kita, umat kepunyaanNya!

I Korintus 15 :20

Tetapi yang benar ialah, bahwa Kristus telah dibangkitkan dari antara orang mati, sebagai yang sulung dari orang-orang yang telah meninggal.”

 

PERJALANAN KITA May 24, 2008

Pdm. Luther Dias

11 Desember 2005

PERJALANAN KITA

Hidup ini adalah suatu perjalanan dan setiap kita punya tujuan yang pasti. Namun seringkali yang menjadi masalah dalam hidup kita bukan tujuannya tapi pada perjalanan kita, sebab di tengah perjalanan kita mengikuti Tuhan ada banyak hambatan, godaan, tantangan, persoalan yang bisa saja membuat kita mundur dan berhenti.

Sebagai contoh:

1 Kor 10:1-11 menjelaskan perjalanan bangsa Israel keluar dari tanah Mesir. Tuhan berjanji untuk membawa bangsa Israel ke tanah Kanaan dimana janji-janji Allah digenapi, dan di Kanaanlah tempat dimana peperangan bangsa Israel terjadi. Pada waktu Israel keluar dari Mesir, bangsa Israel tahu tujuan yang jelas yaitu Kanaan. Namun di tengah jalan mereka memberontak Semua ini terjadi sebagai contoh bagi kita untuk memperingatkan kita, supaya jangan kita menginginkan hal-hal yang jahat seperti yang mereka perbuat. Tujuan kita pasti yaitu surga, namun yang jadi pertanyaan apakah perjalanan kita berada dalam rencana Tuhan ataukah di luar kehendakNya. Seperti Israel mengalami mujizat pada waktu berada di padang gurun yaitu proses keuangan, keluarga, sakit penyakit namun kita jangan putus asa dan berhenti ditengah jalan. Elisa tidak mau melepaskan Elia, maka sebagai gereja, jangan kita melepaskan Tuhan tetapi teruslah berjalanlah bersama dengan Dia.

Kita akan melihat bagaimana perjalanan Elia dan Elisa.

Elia artinya Tuhan adalah Bapa. Elia adalah gambaran Bapa surgawi, yaitu Tuhan Yesus. Elisa artinya Tuhan adalah penolong. Elisa adalah gambaran jemaat Tuhan. Perjalanan Elia dan Elisa dimulai dari Gilgal dimana akhirnya Elia terangkat kesorga dalam 2 Raja 2:1.

1. Gilgal artinya lingkaran batu. Ada banyak orang Kristen yang hidupnya dalam satu lingkaran, berputar putar seperti bangsa Israel di padang gurun yang tetap melakukan dosa yang sama, jatuh di tempat yang sama dan tidak mau meninggalkan dosa.

Dalam Yos 5:4, Tuhan memerintahkan Yosua di Gilgal untuk menyunat bangsa Israel sebab generasi yang lahir di padang gurun belum disunat. Dalam Yos 5:9, Tuhan menghapuskan celah mesir dari mereka. Dari Gilgal mereka menuju Betel.

2. Betel artinya rumah Allah. Dahulu Betel bernama Lus, yang artinya penundaan/persinggahan. Waktu Tuhan menyelamatkan kita, darahNya menyucikan kita dan Dia menghendaki kita menjadi rumahNya, bait, tabernakel dimana Roh Allah diam dalam kita.hati. Transformasi harus terjadi dalam diri kita seperti Lus berubah jadi Betel, Yakub menjadi Israel.

Bagaimana bentuk Bait Allah yang dikehendaki Tuhan? (Matius 21 : 12-16).

· The House of purity (rumah kesucian). Ay 12, “lalu Yesus masuk kebait Alah dan mengusir semua orang yang berjual beli di halaman Bait Allah. Ia membalikkan meja-meja penukar uang dan bangku-bangku pedagang merpati.” Dia menyucikan bait Allah, artinya menyucikan pikiran, hati, seluruh hidup kita sehinga layak menjadi baitNya .

· The House of Pray. (Rumah doa). Ay 13 “…Rumah-Ku akan disebut rumah doa.” Tuhan menyucikan kita karena dia mau menjadikan kita rumah doa. Artinya dimanapun, kapanpun, apapun yang kita kerjakan hati kita senantiasa menaikkan doa.

· The House of Power (Rumah dari kuasaNya). Ay 14, “Maka datanglah orang-orang buta dan orang orang timpang kepadaNya dalam Bait Allah itu dan mereka disembuhkan-Nya. Artinya Tuhan mau menjadikan kita rumah yang menyatakan kuasaNya.

· The House of Praise (Rumah puji-pujian). (Ay 16) “Lalu mereka berkata kepadaNya:” Engkau dengar apa yang dikatakan anak-anak ini?” kata Yesus kepada mereka : “Aku dengar: belum pernahkah kamu baca: Dari mulut bayi-bayi dan anak-anak yang menyusui Engkau telah menyediakan puji-pujian?”. Artinya dimana saja, dalam situasi apa saja hati kita melimpah dengan puji-pujian kepada Tuhan. Dari Bethel mereka menuju Yerikho.

3. Yerikho, artinya indah mulia/bau harum. Di sini Tuhan mau kita menjadi saksi dan bersaksi bagi orang lain. Sebagai saksi, tugas kita adalah seperti yang dituliskan dalam Yesaya 61:2. Mendoakan orang lain (ay 1), Menghibur (ay 2a), membagi kesukaan dengan orang lain (ay 3a), memberkati (ay 4a). Dari Yerikho mereka menuju Yordan.

4. Yordan, artinya sungai kematian. Di sinilah Elia terangkat ke surga dan Elisa menerima pengurapan ganda. Rahasia untuk dipromosi oleh Tuhan adalah mati bagi diri sendiri (ego, ambisi, kebenaran pribadi). Namun kalau hari ada kegagalan dalam perjalanan hidup kita jangan berhenti. Kita kalah bukan saat kita gagal, tetapi saat kita menyerah. Benih yang mati dan ditanam justru akan menghasilkan pertumbuhan dan menghasilkan buah yang tetap. Justru dalam angin badai (sesuatu yang menakutkan), Tuhan mengangkat Elia ke surga. Amin.

Rahasia keberhasilan dalam perjalanan hidup kita adalah terus bersedia mengalami perubahan
sampai seluruh kepenuhan Kristus berkenan diam di dalam kita.